bandungekspres.co.id, COBLONG – Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, berbagai cara dilakukan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Di Kota Bandung, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung menyelenggarakan puncak peringatan Hari Anak Nasional 2016 dengan menggelar kegiatan karnaval yang diikuti sekitar 1.500 anak di Car Free Day (CFD) Dago, Jalan Ir H Djuanda Bandung kemarin (18/8) pagi.
Kepala BPPKB Kota Bandung Entin Kartini mengatakan, peringatan ini bukan hanya menjadikan momen tersebut sebagai puncak peringatan Hari Anak Nasional. Dalam kegiatan tersebut dilakukan juga peluncuran call center untuk perlindungan anak yang bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Bandung.
”Ini merupakan rangkaian acara yang dimulai sejak Agustus. Sebelumnya, kami juga menggelar berbagai lomba-lomba pada anak, karnaval, dan launching nomor telepon call center bagi anak ke nomor 15245,” katanya kepada wartawan kemarin.
Entin memaparkan, nomor telpon perlindungan anak tersebut sebagai upaya pemerintah dalam memberikan pengamanan bantuan hukum kepada para generasi penerus bangsa. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan terapi psikolog khusus untuk para korban yang mengalami kekerasan.
”Saya harap dengan adanya nomer telpon pengaduan ini diharapkan kekerasan terhadap anak tidak kembali terjadi,” harap Entin.
Sementara itu, Mamah Salamah, 52, salah seorang warga Cibeunying Kaler menegaskan, banyaknya kekerasan yang terjadi terhadap anak tentu membuat prihatin semua termasuk dirinya. Dia berharap, pemerintah bisa memberikan hukuman yang seberat-beratnya bagi pelaku kejahatan terhadap anak, hal ini bertjuan agar para pelaku menjadi jera dan membuat pelajar bagi yang lain, sehingga tidak melakukan tindakan kejahatan kepada anak.
”Saya lebih setuju kalau pelaku kekerasan kejahatan seksual terhadap anak diberi hukuman seumur hidup atau bila perlu hukuman mati,” pungkasnya. (dn/fik)