bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Kantor Lingkungan Hidup Bandung Barat berikan alat pengolahan limbang. Kurang lebih sebanyak 17 alat diberikan kepada masyarakat.
Di mana 13 diantaranya diberikan kepada para peternak sapi di Desa Cibodas Kecamatan Lembang. Sisanya, berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal) diberikan kepada Kecamatan Cihampelas sebanyak 3 bangunan.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Bandung Barat Apung Hadiat Purwoko menyatakan, alat tersebut untuk membuat kotoran hewan sapi menjadi biogas
”Seringkali peternak di sana membuang di sembarang tempat yang memunculkan masalah baru,” ungkap Apung kepada wartawan, belum lama ini.
Dipilihnya Desa Cibodas, kata dia, lantaran di desa tersebut paling banyak ditemukan peternak sapi. Pihaknya menemukan, para peternak seringkai membuang limbah kohe itu ke aliran sungai.
Hal itu dianggap salah satu cara pencemaran lingkungan. Diakui olehnya, air yang mengalir di Lembang, akan mengalir ke Sungai Cikapundung.
”Tapi minimal dengan alat ini bisa mengurangi karena alat ini bisa menampung 3 kubik kohe perhari,” ungkapnya.
Adapun jumlah nilai bantuan untuk alat pengolahan limbah kohe itu sebesar Rp195 juta. Sedangkan Rp200 juta untuk satu paket pembangunan Ipal. Bantuan ini bersumber dari APBD Kabupaten Bandung Barat tahun 2016
Lanjut dia, dipilihnya Cihampelas dikerenakan faktor wilayah. Sebab, diketahui Kecamatan Cihampelas terdapat sejumlah pabrik yang membuang limbahnya ke aliran sungai.
Tiga alat tersebut, dimaksud untuk mensterilkan air limbah. Pemberian alat pengolahan limbah itu, setidaknya bisa mengurangi pencemaran lingkungan hidup .
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat, saat ini populasi sapi mencapai 34 ribu ekor menghasilkan sekitar 85 ton kotoran per harinya. Kotoran sebanyak itu menimbulkan persoalan terhadap lingkungan.
”Kotoran sapi ini jadi persoalan bila tidak diolah atau dibuang begitu saja. Namun kotoran sapi bukanlah limbah seperti halnya limbah industri. Kotoran sapi memiliki manfaat jika diolah,” kata Kepala Dinas Peternakan Bandung Barat Adiyoto.
Begitu banyaknya kotoran sapi yang dihasilkan bukan hanya jadi persoalan Pemkab Bandung Barat tapi juga perlu mendapat perhatian pemerintah provinsi dan juga pemerintah pusat.