Rob Ganggu Produktivitas Tangkap

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Produktivitas hasil tangkapan nelayan di Pantura hingga kini terus merosot. Hal ini terjadi karena fenomena banjir rob masih melanda kawasan tersebut.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan, akibat rob produktivitas baru mencapai 103 ton dari target ikan tangkap 220 ribu ton di 2016. Di 2015, produksi perikanan tangkap Jabar mencapai 200 ribu ton.

”Seharusnya di awal tahun ini kita harus mencapai 50 persennya dari target tersebut ini kan baru mencapai 40 persen,” kata Jafar ketika ditemui di gedung DPRD kemarin (10/8).

Penurunan ini, kata dia, disebabkan karena banyak nelayan takut melaut. Dan banjir rob, telah menajdi musiman di wilayah utara Jabar.

Di samping itu, penurunan target tangkapan juga disebabkan oleh aturan dari  Kementerian Keluatan Maritim dan Perikanan tentang penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yaitu pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets) atau dalam bahasa daerahnya cangkrang dan rebol.

Dirinya menyebutkan, untuk alat tangkap ikan milik nelayan lokal ini umumnya banyak dilarang oleh pemerintah kementerian. ”Akibat aturan ini juga dikeluhkan para nelayan karena mengurangi hasil tangkapan,”ucap Jafar.

Namun demikian, akibat aturan tersebut Kementrian Kelautan dan Perikanan akan memberikan kompensasi berupa bantuan Kapal untuk nelayan. Sehingga produksi tangkapan ikan tetap terjaga.

Menurutnya, pemerintah pusat telah memberikan bantuan berupa 224 unit kapal kepada para nelayan berikut mesin dan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Kendati begitu, lanjut Jafar, kapal tersebut memang kerukuran kecil, yaitu berat kurang dari 5 gross ton. ”Untuk alat tangkap yang bersumber dari pusat  yang diberikan sebanyak 57 unit,” ucapnya.

Jafar menambahkan, bantuan dari Pemprov Jabar sendiri juga telah diberikan berupa alat tangkap berjumlah 193 buah. Alat tersebut diberikan untuk nelayan  di Indramayu, Subang, Tasikmalaya, Pangandaran dan Garut. ”Kita seleksi. Alat ini kita berikan khusus untuk nelayan tradisional yang sangat membutuhkan,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah kelompok perikanan di Jabar sebanyak 7.600 kelompok yang terdiri atas 4.742 Pokdakan, 960 KUB, 652 Kelompok Pengolahan Dasar, 1.197 KUGAR, 34 Kelompok Mayarakat Pengawas dan 15 kelompok lainnya. (yan/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan