Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) menjamin pelaksanaan haji tahun ini bakal berlangsung lebih baik dibanding musim haji tahun lalu. Terlebih, pelayanan dalam prosesi haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) mengalami banyak perubahan yang telah disepakati pihak muassasah.
Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil memerinci perubahan tersebut. Misalnya, penyediaan dapur di setiap maktab yang lebih spesifik. Setiap maktab diberi dapur minimal dengan luas 64 meter persegi. Kemudian, dapur akan dilengkapi kompor yang memiliki enam mata kompor.
”Sebelumnya, hanya disebutkan secara garis besar. Untuk dapur, misalnya, hanya dikatakan bahwa muassasah wajib menyediakan dapur tanpa perincian. Kali ini, kami meminta didetailkan dalam perjanjian,” tutur Djamil kemarin.
Untuk urusan kebersihan, Kemenag meminta muassasah membersihkan kemah pemondokan jamaah setelah selesai pendistribusian dan pengonsumsian makanan. Selain itu, harus disediakan 30 tempat sampah tertutup dan kantong plastik sampah. Begitu tempat sampah penuh, muassasah harus segera membuang dan mengganti dengan yang baru.
”Kami juga minta adanya penambahan petugas kebersihan untuk toilet. Mereka sudah setuju, jumlah sepuluh tenaga kebersihan akan ditambah enam orang untuk kebersihan toilet,” paparnya.
Sementara itu, tambahan layanan akan diberikan berupa penyediaan es dalam termos di setiap maktab di Arafah. Di setiap maktab akan disediakan 35 termos dan maksimal 245 kantong es ukuran 5 kg per hari. Kemenag pun telah meminta adanya petugas untuk mengawasi air minum. Petugas berkewajiban menambah air ketika persediaan habis.
Masalah ketersediaan es dan air itu sangat penting bagi jamaah. Apalagi, cuaca saat musim haji diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. Djamil memastikan langkah-langkah antisipasi sudah disiapkan. Misalnya, menyampaikan imbauan sosialisasi kepada calon jamaah atas kondisi tersebut. Calon jamaah diminta menyediakan sprayer dan menghindarkan diri dari sengatan panas. (udi/mia/c17/agm/rie)