bandungekspres.co.id, BUAHBATU – Hari pertama masuk sekolah, siswa kelas VII tingkat SMP dan kelas X tingkat SMA mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pantauan Bandung Ekspres, siswa baru di SMKN 3 Bandung dikenalkan ekstrakulikuler (ekskul) yang ada.
Kepala Sekolah SMKN 3 Bandung Euis Purnama mengatakan, ekskul di SMKN 3 berjumlah 17 bidang. Di mana Pramuka menjadi ekstrakuliler wajib di sekolahnya. Untuk di hari kedua, sekolah ini akan mengenalkan apa saja pelajaran dan aturan yang ada di sekolah.
Hal unik di sekolah ini, hari ketiga MPLS, siswa baru ditugaskan bawa nasi tutug oncom. Menurut Euis, hal itu merupakan aplikasi Bandung Masagi.
”Dalam pengenalan kurikulum Bandung Masagi ada empat hal yang perlu diperhatian, salah satunya budaya Sunda,” kata Euis.
Diakui olehnya, budaya Sunda itu cukup banyak, salah satu yang bisa dikenalkan melalui makanan. Untuk itu, di hari ketiga pihak sekolah menugaskan para peserta didik baru untuk membawa nasi tutug oncom.
Selain itu, siswa baru juga akan mengenakan pakaian adat Sunda. Baik siswa perempuan dan laki-laki. Pada hari itu juga, pihaknya akan mengenalkan budaya Sunda yang lainnya. Dia mencontohkan, seperti melakukan salam kepada orang lain, kenapa harus rengkuh dan menatap mata orang yang dilihat.
”Intinya di hari ketiga nanti, akan diisi oleh kegiatan berkaitan dengan budaya Sunda,” ucapnya.
Selama MPLS, siswa senior hanya melakukan pendampingan. Hal itu sebagaimana yang diatur oleh Kemendikbud dan Disdik Kota Bandung.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana mengatakan, MPLS dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Namun, ada juga sekolah yang menyenggarakannya di luar, seperti SMA BPK Penabur 2 Bandung yang mengadakan MPLS di luar sekolah.
Untuk itu, dia mengimbau agar sekolah tidak menggelar MPLS di luar sekolah. Pasalnya, sambung dia, berpotensi terjadi perpeloncoan. ”Kegiatan di luar sekolah diperbolehkan jika kondisinya mendesak atau keterbatasan fasilitas. Namun, diusahakan semua kegiatan dilakukan di lingkungan sekolah,” katanya.
Pihaknya meminta agar sekolah bisa merumuskan kegiatan MPLS yang bermanfaat bagi siswa-siswi baru. Sekarang semua MPLS diakomodir guru, kalaupun senior bantu itu cuma teknis aja bukan membuat agenda. ”Kami akan tegur sekolah yang melanggar,” pungkasnya. (nit/fik)