bandungekspres.co.id, SOREANG – Musyawarah Daerah (Musda ) Partai Golkar Kabupaten Bandung yang akan digelar minggu ke empat Juli 2016 mendatang diharapkan bisa menjadi potret yang akan menggambarkan profil masa depan partai berlambang pohon beringin itu. Direktur Eksekutif Bandung Politic Institute H. Deden Suwandi mengakui jika partai ini tetap besar dan makin solid tidak ada faksi muda (junior) dan tua (senior). Atau jangan sampai kondisi partai malah sebaliknya, menjadi semakin kecil dan lemah yang diakibatkan adanya sikap apriori dan cuek dari kader.
”Hal urgensi inilah salah satu yang harus menjadi sorotan serius bagi kader Golkar. Tantangan sekaligus persoalan yang patut dipertimbangkan semua kandidat calon ketua termasuk para kader beringin lainnya saat memasuki forum musda yang menurut rencana akan digelar 24 Juli 2016,” terang Deden kepada wartawan, kemarin.
Hal senada diungkapkan salah satu aktivis partai Golkar, Kusmawan. Dia mengatakan, tiga nama akan meramaikan Musda Golkar. Masing masing H. Marwan Effendi (tokoh Partai Golkar), H. Dadang M. Naser (Bupati Bandung) dan H. Dadang Supriatna (Ketua Fraksi Partai Golkkar DPRD Kabupaten Bandung).
Musda kali ini bisa melahirkan terwujudnya harmonisasi internal. Itulah kekuatan utama untuk membangun Golkar Kabupaten Bandung menjadi partai besar yang kuat dengan daya tawar yang mumpuni.
Sudah barang tentu sosok ketua DPD Partai Golkar yang baru nanti pun harus betul betul diterima oleh semua kader tidak egosentris atau mementingkan kelompok bahkan membikin faksi genetik biologis untuk memperkeruh suasana.
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Kabupaten Bandung Hilman Sukirman menegaskan, Musda Golkar Kabupaten Bandung akan digelar secara demokratis mufakat dan mekanisme Musyawarah Daerah (Musda). Setiap kader Golkar berhak untuk mencalonkan diri sepanjang memenuhi persyaratan pencalonan yang sesuai AD/ART Partai Golkar.
”Dalam musda nanti yang memilih ketua itu kan para Para Pengurus Kecamatan (PK). Namun dalam musda nanti juga ada persyaratan tidak tertulis antara lain calon harus dikehendaki oleh yang di bawah dan yang di atasnya karena kepentingannya banyak. Jadi, mekanisme dan tata caranya nanti akan menerapkan sistem demokratis mufakat. Siapa pun kader Golkar berhak mencalonkan diri selama memenuhi persyaratan tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan AD/ART Partai Golkar,” tegas Hilman saat wawancara di Sekretariat Partai Golkar Kabupaten Bandung kemarin (14/7).