Menggambar Kimmich dan Schurrle Cukup Dua Jam

Karya Gilang Bogy mendunia setelah terpasang di kaleng minuman yang beredar di Jerman. Karakter garis desainnya yang kuat dan dinamis dianggap selaras dengan semangat tim.

 NURIS ANDI P, Jakarta

KONSTRUKSI wajah pria itu sungguh memusingkan Gilang Bogy. Membuatnya tertancap di depan layar monitor. Mencoba berkali-kali menggambar wajah blasteran Maroko-Jerman tersebut.

”Setelah dua hari, baru wajah Karim Bellarabi benar-benar selesai,” katanya. Pemuda 24 tahun itu menggambar wajah gelandang Bayer Leverkusen berayah Maroko dan beribu Jerman tersebut atas pesanan perusahaan Coca-Cola. Total, ada 24 pemain tim nasional (timnas) Jerman yang dia desain.

Karya mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Solo, tersebut lantas ditempatkan di kaleng Coca-Cola edisi Euro 2016 yang beredar di Jerman. Dari 24 pemain yang digambar Gilang itu, cuma Bellarabi yang akhirnya tidak masuk skuad Nationalmannschaft -sebutan timnas Jerman- yang diterjunkan di Prancis.

Tapi, justru Bellarabi-lah yang paling membuat dia berkeringat. Proses kreatif untuk potret pemain lainnya rata-rata cukup singkat. Potret Joshua Kimmich dan Andre Schurrle, misalnya, bisa diselesaikan desainer grafis muda dari Solo tersebut dalam dua jam.

Secara keseluruhan, semua gambar dia selesaikan dalam waktu satu bulan. ”Tetapi, pengirimannya berlangsung satu per satu setelah selesai dibuat,” kata Gilang kepada Jawa Pos (grup Jabar Ekspres) Selasa dua pekan lalu (28/6).

Keberhasilan Gilang mendapatkan kepercayaan dari perusahaan seraksasa Coca-Cola itu diawali dari sebuah ketekunan yang bermula pada 2013. Tiga tahun lalu Gilang mulai menekuni Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP). Sebuah konsep desain yang dipopulerkan Wedha Abdul Rasyid, salah seorang seniman desain Indonesia, sejak 1990-1991.

Mengutip waroengofwpap.com, WPAP merupakan gaya pop art yang dahulu bernama FMB (foto marak berkotak). Secara teknik, WPAP mempunyai ciri khas tertentu dalam penggambaran objek.

Dalam WPAP, terdapat bidang berkotak-kotak dan penuh dengan warna-warni antarbidang tanpa menghilangkan karakter objek atau model yang digambar. Dalam WPAP, tidak akan ditemukan bidang-bidang lengkung.

Wedha menuturkan, WPAP lahir dari kegelisahannya menggambar sosok manusia yang realis karena seiring bertambahnya usia. Gambar sosok manusia realis itu punya tingkat kesulitan paling tinggi.

Tinggalkan Balasan