Meski begitu, UEFA menegaskan format 24 tim tetap dipakai untuk Euro 2020. ’’Baru pada Euro 2024 akan ditinjau kembali mengenai format turnamen. Akan ada diskusi yang mempertimbangkan plus serta minus apakah turnamen kembali kepada 16 negara atau berkembang menjadi 32 negara,’’ ucap Theodore Theodoridis, sekretaris jenderal ad interim UEFA.
Pria asal Yunani itu menggarisbawahi persiapan 24 tim yang lolos ke Euro 2016 ini juga ditinjau sejak fase kualifikasi. Artinya, apakah dengan pembagian ke dalam sembilan grup masing-masing negara tidak mengalami kelelahan dalam berkompetisi. Theodoridis mengatakan, ada opsi menggelar Euro dengan format 32 negara. Itu berarti sama dengan kontestan Piala Dunia.
’’Jika Anda bertanya kepada saya apakah 32 negara akan kompetitif, saya akan menjawab ada lebih dari 32 negara anggota UEFA yang bisa bersaing,’’ tuturnya. Akan tetapi, format 32 negara akan sangat menyiksa para peserta. Terutama dari sisi jadwal main dan hari istirahat yang pendek.
Terkait menurunnya kualitas dengan format 24 negara, hal itu tidak sepenuhnya benar. Di antara lima debutan di Euro 2016, hanya Albania yang tidak lolos dari penyisihan grup. Sementara itu, Wales, Slovakia, Irlandia Utara, dan Islandia melenggang ke fase knockout. Wales, yang kembali ke major tournament setelah 58 tahun absen, malah bisa menembus semifinal.
Direktur Turnamen Euro Martin Kellen menyatakan, pengembangan partisipasi menjadi 24 negara dianggap sangat positif. Negara-negara yang semula dianggap sebelah mata sangat antusias mengikuti Euro. ’’Akan ada ’ledakan’ dari negara-negara di Eropa yang semula melihat sepak bola sebagai minoritas. Kita akan melihat lebih banyak anak kecil bermain sepak bola,’’ ujar Kellen kepada BBC.
Kellen mencontohkan bagaimana bergairahnya Wales dan Islandia yang lolos ke Euro untuk kali pertama. Di Wales, rugbi yang sebelumnya menjadi olahraga nomor satu kini disamai sepak bola.
The Guardian menulis bahwa ekspansi peserta Euro memberikan angin segar buat perkembangan sepak bola. Di Cardiff, ibu kota Wales, penjualan merchandise The Dragons –julukan timnas Wales– laris manis.
Sementara itu, berbicara keuntungan, Bloomberg mencatat, pemasukan Euro 2016 mencapai angka yang sangat menggiurkan. Yakni, 830 juta euro atau sekitar Rp 12 triliun. Jumlah itu naik tajam dibandingkan empat tahun lalu. Pada Euro 2012, UEFA mendapat pemasukan sekitar 537 juta euro (sekitar Rp 7,7 triliun).