Pasca Pakai, Botol Vaksin Harus Dipecahkan

Menurut Direktur PT Bio Farma Iskandar, botol vaksin yang digunakan harus dibuang dengan cara dipecahkan. ”Pihak kami sudah melakukan dengan maksimal, kita sudah memantau, hanya saja ada banyak puskesmas yang tidak menurutinya,” papar Iskandar kemarin (30/6).

Di bagian lain, pihak Bio Farma kesulitan untuk mengawasi limbah vaksin maupun serum yang ada di klinik atau rumah sakit. Sebab, baik di puskesmas maupun klinik belum memakai sistem penghancur kemasan. ”Harus ada sistem pengendalian limbah. Jangan sampai bisa dipakai lagi. Harus diantisipasi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, yang paling aman untuk kemasan vaksin adalah kemasan uniject karena tidak memungkinkan untuk digunakan lagi.

Kemasan uniject ini auto-distrack. Kalau sudah dikeluarkan isinya tidak bisa diisi ulang. Di beberapa vaksin dipasang vaksin filed monitor untuk memastikan vaksin tersebut asli atau bukan. Akan tetapi, penggunaan tersebut tidak semua bisa dilaksanakan. Hal tersebut mengingat mahalnya alat.

”Vaksin bisa diketahui asli atau palsu dengan melihat perubahan warna dari vaksin tersebut,” ungkapnya.

Jika disimpan diruangan yang berbeda suhunya, vaksin akan berubah warna menjadi hitam. Apabila tidak berubah warna bisa dipastikan vaksin tersebut palsu. Selama ini, penyimpanan vaksin disimpan diruangan dengan suhu yang cukup tinggi.

Suhu itu, digunakan untuk menjaga kandungan-kandungan vaksin yang ada di dalamnya. Walaupun begitu, vaksin asli atau palsu sulit dikenali oleh masyarakat awam. Dalam hal ini, tenaga medislah yang berperan untuk mengetahuinya.

”Masyarakat awam sulit mengetahuinya, akan tetapi bisa dibantu oleh tim medis,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Marketing Director PT Bio Farma Mahendra Suhardono mengatakan, adanya kasus vaksin palsu terutama, serum Bio Farma yang dipalsukan jelas merugikan. Meski, PT Bio Farma tidak berkata banyak mengenai kerugian yang dialami dengan adanya pemalsuan serum tersebut

”Karena harga serum ini lebih mahal. Detilnya saya enggak hapal. Tapi bisa lebih dari seratus ribu,” ungkapnya.

Diakui olehnya, untuk serum sangat menggiurkan untuk dipalsukan karena harganya lebih mahal. Sementara untuk vaksin buatan PT Bio Farma harganya murah. ”Tapi yang paling rugi itu masyarakat. Harusnya dapat kekebalan, ini tidak,” pungkasnya. (nit/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan