Waspadai Penjualan Ayam Tiren

bandungekspes.co.id, SUKABUMI – Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi mencurigai adanya ayam tiren (mati kemarin, Red) yang dijual bebas di pasaran.

Berdasarkan penelitian petugas lapangan, ayam tiren tersebut dijual dalam bentuk daging olahan yang telah dimasak dan dicampur bumbu. Sehingga sifat warnanya tidak terlihat lagi.

”Kami mengimbau masyarakat agar  mewaspadai daging ayam tiren. Sebaiknya kalau ada yang mencurigakan dari daging ayam dan tingkah laku penjualnya, tidak perlu membeli daging ayam seperti itu,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnak Kabupaten Sukabumi, Winda Sri Rahayu ketika dihubungi, kemarin (27/6).

Masih kata Winda, tanpa diolah dan dicampur bumbu, daging ayam tiren gampang sekali dibedakan dengan daging ayam biasa. ”Ayam tiren, biasanya lebih pucat dan berbau,” ucapnya.

Namun setelah diolah dan diberi bumbu, jejak ayam tiren akan hilang dan tidak diketahui oleh calon pembeli. Makanya, dia mengimbau konsumen tidak terjebak oleh trik penjual daging ayam yang licik.

”Kalau menemukan penjual daging ayam yang mengobral dagangannya dengan harga yang jauh lebih murah, masyarakat harus mencurigainya. Ciri dari penjual daging ayam tiren, selain harganya murah, dia ingin cepat-cepat barangnya terjual,” katanya.

Kecurigaan Disnak itu beralasan tanpa alasan. Akhir-akhir ini di wilayah Kabupaten Sukabumi terjadi kematian ayam ternak dengan kuantitas yang cukup tinggi. Pihaknya khawatir,  ayam yang mati tersebut dimanfaatkan oleh oknum pedagang  dengan menjualnya ke masyarakat.

Selain ayam tiren, daging tidak sehat seperti daging gelonggongan harus diwaspadai oleh masyarakat. Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian yang tinggi, masyarakat akan terhindar menjadi korban dari penjualan ayam tiren dan daging gelonggongan.

Winda menyatakan, Mengenai persediaan daging sapi untuk wilayah Kabupaten Sukabumi mencukupi  dari menjelang dan selama Idul Fitri. Hingga tibanya Lebaran, tidak kurang dari 500 ekor sapi yang siap dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) milik Pemkab Sukabumi. Jumlah tersebut di luar sapi-sapi yang dipotong di RPH milik rakyat yang tersebar di berbagai kecamatan. (udi/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan