BPOM Temukan 257 Produk Makanan Bermasalah

bandungekspres.co.id, KIARACONDONG – Balai Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Bandung mencatat di pekan pertama bulan suci Ramadan ditemukan 257 item produk makanan bermasalah yang masih beredar di pasaran. Ini harus menjadi perhatian para konsumen produk makanan.

”Ratusan panganan dari berbagai merk itu langsung diamanakan karena dijual dalam kondisi rusak, kadaluarsa, tanpa izin edar (TIE), hingga tidak memenuhi ketentuan (TMK) label yang tercantum,” ujar ‎Kepala BPOM Bandung Abdul Rohim.

Menurut Rohim, temuan tersebut diperoleh dari ‎beberapa lokasi mulai dari supermarket, pasar tradisional, maupun distributor sejak awal puasa. Rohim mengatakan, kondisinya bermacam-macam, namun mayoritas kemasan sudah rusak.

Untuk 36 item yang ditemukan tanpa izin edar (TIE), dan 26 item tidak memenuhi ketentuan (TMK) label juga telah diminta untuk tidak dipasarkan.‎

”Memang cukup banyak lebih dari 200 item makanan yang petugas temukan. Mayoritas sih dalam kondisi rusak seperti ada kaleng susu yang penyok, banyak kemasan makanan yang robek, dan lainnya,” papar Rohim.

Dia berharap, ‎pengelola usaha bisa memperhatikan hal itu untuk menjamin keamanan dan kelayakan konsumsi. Dari data yang dimilikinya penemuan produk rusak paling banyak ada di Kota Bandung mencapai 52 item disusul beberapa daerah lain di Jabar seperti Sukabumi, Cianjur, dan Bekasi yang menjadi pengawasan BPOM. ”Kita juga masih menemukan makanan yang telah kadaluarsa masih ada. Tapi jumlahnya memang tidak terlalu banyak,“ ungkapnya.

Menurut Rohim, jumlah temuan ini, sebenarnya menurun dibandig tahun lalu. ”‎Tapi sebagai langkah antisipasi kami tetap akan intens melakukan pengawasan dan pemeriksaan hingga jelang perayaan Idul Fitri guna memastikan makanan yang dijual aman,” tambahnya.

Sesuai prosedur, lanjut Rohim, beberapa produk yang diamankan ada yang langsung dimusnahkan serta ada pula yang dikembalikan kepada penyalur. Disinggung pengawasan parcel di beberapa minimarket atau yang dijajakan di pinggir jalan, diakuinya BPOM masih terus melakukan pemantauan.

”Tapi perhari ini kita belum mendapatkan laporan adanya temuan makanan di dalam parcel bermasalah baik itu rusak, kadaluarsa atau berkaitan dengan label (izinnya),” pungkasnya. (pojokbandung.com/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan