Dirinya meyakini, perpustakaan gendong bisa memfasilitasi potensi positif setiap warga binaan. Mengalihkan perhatian warga binaan kepada buku dan membaca.Karena itu, koleksi buku akan diganti setiap tiga bulan. Dengan judul buku yang menginspirasi, diharapkan dapat jadi pedoman hidup ketika bermasyarakat.
Nenny berharap perpustakaan gendong bisa hadir di seluruh lembaga pemasyarakatan di Jabar. Pihaknya dengan tangan terbuka, siap memenuhi layanan terpadu peminjaman bukunya. Sebab, langkah yang dilakukan Kemenkumham Jabar dapat ikut mendobrak stigma rendah minat baca. ’’Saya bangga dan berterima kasih,’’ ucap dia.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Jabar Susy Susilawati menilai program perpustakaan gendong sangat positif. Pasalnya, di tengah keterbatasan yang dipunya rutan, ada upaya bagi warga binaan untuk lebih banyak tahu melalui buku dan bapusipda. Terlebih buku bacaan yang tersedia misal tentang budi daya ikan lele, ayam atau pertanian. ’’Bahkan, pegawai juga perlu banyak baca. Biar tidak kalah kalau diskusi dengan warga binaan. Justru harus lebih pintar,’’ selorohnya.
Susy juga berharap kepada Bapusidpda Jabar untuk mendukung kegiatan serupa di Lapas Warung Tiara, Sukabumi, Lapas Banjar, Tasik dan Ciamis.
Aminudin, 24, penghuni Blok A-13, Rutan Kebon Waru, Bandung mengaku bersyukur dengan kehadiran perpustakaan gendong. Baginya, itu membawa manfaat dengan membaca buku inspirasi dan motivasi. Apalagi jika sampai ada buku bertema kecakapan hidup. ’’Bisa bikin nambah wawasan. Bikin kita ngga beku otak,’’ ungkap dia. (*)