Angka Pernikahan Turun 90%

bandungekspres.co.id, CIANJUR – Memasuki Ramadan angka pernikahan di Kabupaten Cianjur menurun secara signifikan.‎ Bahkan penurunannya bisa mencapai 90 persen. Budaya yang melekat di warga Cianjur membuat angka pernikahan tersebut menurun dibandingkan bulan lainnya.

‎Humas Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Cianjur, Gumilar mengatakan, pada biasanya dalam sehari jumlah pasangan yang melangsungkan pernikahan mencapai 100 pasangan. Sebaliknya, saat Ramadan jumlahnya hanya Sembilan orang. ”Penurunannya sampai 90 persen lebih, jauh dari hari-hari atau bulan lainnya,” kata dia kepada Jabar Ekspres, kemarin (6/6).

Berdasarkan data dari Kemenag, selain penurunan pada bulan tertentu, angka pernikahan di Cianjur ternyata menurun. Pada 2014 angka pernikahan mencapai 27.456 pasangan, namun pada 2015 angkanya berkurang menjadi 24.716 pasangan.

”Kalau dari keseluruhan memang ada selisih, penyebabnya kami kurang paham. Tapi khusus saat Ramadan, penurunan karena budaya yang masih menerap,” kata Gumilar.

Dia menjelaskan, saat ini masih ada umat Islam yang berpatokan pada pandangan bulan yang baik untuk menikah, seperti saat Syawal. Sementara Ramadan dipandang kurang baik untuk menikah.

”Padahal semua waktu itu baik, hanya masih ada persepsi itu yang menerap sampai sekarang. Makanya karena dianggap bulan baik, saat Syawal banyak yang menikah, bahkan jumlahnya bisa dua kali lipat dari biasanya,” tuturnya.

Dia menambahkan, usia pernikahan di Kabupaten Cianjur yang sebelumnya rata-rata di usia 23 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan, kini naik menjadi 24 tahun bagi laki-laki dan perempuan berkisar di umur 21 sampai 23 tahun.

”Rata-rata usia pernikahan jadi lebih lama. Memang ada anjuran agar tidak menikah dini. Tapi ada faktor lainnya yang membuat perempuan menunda pernikahannya,” kata dia.

Gumilar mengungkapkan, faktor lain yang membuat rentan usia pernikahan menjadi lebih lama dikarenakan perempuan lebih memilih untuk bekerja dibandingkan menikah dini.

”Karena ingin bekerja untuk memenuhi kebutuhan, perempuan jadi lebih memilih menunda pernikahannya,” ujarnya.

Salah seorang warga, Dede, 49, mengatakan, Ramadan ini  ‎dia akan menikahkan anaknya yakni Ujang, 24, dengan tunangannya. Dia mengaku, tidak ingin menunda pernikahan anaknya lantaran kepercayaan terhadap bulan baik atau bulan yang tidak baik.

Tinggalkan Balasan