Dia menjelaskan, beberapa saluran air di sekitar jalur kereta api kurang berfungsi dengan baik. Sehingga ketika hujan turun, air tersebut tumpah ke jalur kereta api. ”Diharapkan kerjasama dari semua pihak untuk bisa mengatasi hal ini. Banjir dan longsor jika tidak ditangani dengan serius akan terus terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu, longsor juga menimpa dua warung tanaman hias di pinggir Jalan Sersan Bajuri, RW 1 dan RW 6, Kampung/Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (12/4) tengah malam lalu. Namun, penyebab longsor bukan dari bencana.
Diduga longsor tersebut terjadi karena aktivitas kendaraan besar melewati Jalan Sersan Bajuri untuk kepentingan proyek pembangunan Condotel Boutiqe Village. Itu tidak dibantah oleh Heri Pamungkus selaku Kepala Personalia Umum PT Totalindo yang mengelola pembangunan proyek tersebut saat dijumpai wartawan di Parongpong, kemarin.
Menurut Heri, dirinya tidak menampik jika terjadinya longsor yang lokasinya tidak jauh dari pembangunan proyek ini akibat dari bolak-balik aktivitas kendaraan molen yang mengangkut beban hingga 15 ton.
”Di sisi lain memang faktor alam, kita juga tidak menampik akibat dari aktivitas kendaraan dalam proyek ini. Makanya, kami alihkan kendaraan besar ini yang awalnya melalui Kota Bandung, sekarang dialihkan melalui jalur Cihanjuang-Cisarua,” kata Heri.
Diakuinya, sejauh ini hubungan antara pekerja proyek dengan masyarakat sekitar berjalan baik dan tidak ada masalah. Sebab, dari sebelum dibangunnya proyek ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh lapisan masyarakat termasuk dengan aparat desa setempat.
Dia menyebutkan, bolak-balik kendaraan molen atau kendaraan besar ini sebetulnya sudah memiliki jadwal. Tidak setiap hari kendaraan besar ini melalui jalur ini. Kendaraan besar akan datang ketika akan dilakukan pengecoran pada proyek ini. Biasanya, kendaraan ini datang 3 mobil dengan kapasitas per mobil mencapai 15 ton. Beberapa hari kemudian baru mobil tersebut datang lagi. ”Tidak tiap hari, gimana perlunya saja ketika ingin dicor,” paparnya.
Seperti diketahui, proyek ini dibangun di lahan seluas 7.565 meter persegi. Rencananya, kondotel dengan nilai investasi Rp 200 miliar ini akan dilengkapi dengan 91 kamar, kolam pancing, playground, lobi, serta kolam dan kafe terbuka di atap tower setinggi 35 meter.