Sementara itu, banjir kembali menggenangi beberapa daerah di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Selain menggenangi ribuan rumah warga, banjir juga menggenangi beberapa ruas jalan, salah satunya di Jalan Raya Dayeuhkolot.
Genangan air setinggi 50 sentimeter menggenangi jalan tersebut. Akibatnya arus lalu lintas Dayeuhkolot menuju Banjaran dan sebaliknya lumpuh tak bisa dilalui. Para pengguna jalan, terutama pemotor yang hendak menuju tempat kerjanya terpaksa menerobos genangan air dengan menuntun motornya.
Anton, 42, salah seorang warga Banjaran mengatakan, sejak dua hari lalu, dia terpaksa menerobos banjir dengan menuntun motornya setiap kali melewati Jalan Dayeuhkolot. Hal ini dia lakukan mulai dari Jembatan Citarum melewati Pasar Dayeuhkolot hingga pertigaan menuju Bojongsoang. ”Saat pulang tadi malam juga genangan air lebih parah, sampai sepaha orang dewasa,” kata Anton, kemarin (14/4).
Genangan air setinggi 50-60 sentimeter juga terlihat di depan SPBU Baleendah di Jalan Raya Baleendah-Ciparay, di depan Kampung Cieunteung. ”Kalau motor mau memaksakan diri bisa saja, asal dituntun atau dinyalakan pelan-pelan. Tapi risikonya mogok,” kata Suhandi, 33, salah seorang warga Baleendah.
Sementara itu, jalur Kereta Api Bandung Raya juga harus terlambat akibat meluapnya saluran air di Stasiun Cimekar, Kabupaten Bandung. Akan tetapi saat ini sudah lancar seperti biasa.
”Keterlambatan kereta api hanya terjadi selama satu hari. Untungnya dan kami bersyukur saat ini sudah kembali normal,” kata Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 2 Zunnerfin kepada Bandung Ekspres ditemui di kantor PT KAI, kemarin (14/4).
Dia mengatakan, pelayanan menurun pada Rabu (13/4) diakibatkan banjir. Dia mengatakan, jalur kereta api khususnya di Bandung Raya perlu banyak perhatian. Hal tersebut disebabkan karena kontruksi jalur yang banyak tikungan, jembatan dan lembah. Selain banjir, pihaknya juga sering terkendala dengan adanya longsoran yang jalur kereta api. ”Ancaman bencana ini kerap menurunkan pelayanan,” ungkapnya.
Dia mengatakan, ada dua cara yang dilakukan PT KAI Daop 2 untuk mengatasi ancaman bencana banjir. Di antaranya perbaikan drainase di sekitar jalur kereta api dan memperkuat pemantauan jalur kereta api. ”Ketika terjadi hujan, para anggota PPJ telah bersiap di lokasi yang rawan longsor dan banjir untuk melakukan pemantauan,” ungkapnya.