Membuat Kopi Enak tanpa ”Memerkosa” Luwak

Lantaran permintaan makin banyak, pemain industri kopi pun melakukan pengembangbiakan. Luwak dipelihara dan ”dipaksa” memakan kopi yang telah dipetik manusia. ”Padahal, makanan luwak bukan hanya kopi,” papar Guntoro.

Para pencinta satwa menilai aktivitas itu mengancam populasi luwak. Sebab, dalam praktik budi daya tersebut, banyak luwak yang tidak sehat. Bahkan mati.

Guntoro menyebutkan, produktivitas kopi lewat budi daya luwak juga masih terbatas jika dibandingkan dengan metode prebiotik. Dalam hitungan Guntoro, biaya produksi kopi luwak prebiotik juga lebih murah daripada kopi luwak budi daya.

Kini, setelah sukses dengan kopi luwak prebiotik, Guntoro berusaha menemukan formula yang tepat untuk kopi kalong. Kopi itu dibuat dengan fermentasi mikroba prebiotik yang berasal dari mulut kelelawar jenis kalong atau Pteropus. Kelelawar itu termasuk herbivor. Selama ini, ada tiga jenis kelelawar. Yakni, kampret (karnivor) serta codot dan kalong (keduanya herbivor).

Penemuan fermentasi kopi kalong itu juga tak disengaja. Awalnya, Guntoro mendapat keluhan dari saudaranya yang punya kebun. Buahnya sering rusak. Dimakan codot dan kalong. ”Saya riset soal dua hewan itu. Ternyata, kalong juga memakan kopi,” jelas Guntoro.Bedanya, kalong lebih pintar daripada luwak. Dia hanya memakan daging kopi dan langsung membuang biji kopi tanpa mencernanya. Dari situlah, Guntoro menemukan kandungan bakteri yang bisa dikembangkan dari mulut kalong untuk kopi.

Saat ini formula bakteri prebiotik kopi kalong masih diurus untuk tahap paten. Untuk keperluan pameran, Guntoro beberapa kali memproduksi kopi kalong dalam bentuk bubuk. Dia juga mengklaim bahwa skor kopi kalong itu telah masuk kategori specialty.

Kopi luwak maupun kopi kalong diklaim Guntoro memiliki kandungan asam organik yang baik. Yakni, asam butirat dan asetat. Asam butirat berfungsi menekan stres, kanker, dan radang usus. Lalu, asam asetat berfungsi mengontrol gula darah dan kolesterol.

Dua kandungan itu disebut tak ada dalam kopi fermentasi biasa. ”Kandungan lain, kalau Anda dua kali minum kopi kalong, mungkin kebal digigit vampir,” canda Guntoro. (*/c11/sof/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan