ARG Prediksi Ancaman Banjir

bandungekspres.co.id, SOREANG – Pemasangan alat pemantau cuaca atau yang lebih dikenal dengan automatic rain gauge (ARG) di empat titik di hulu Sungai Citarum efektif untuk memberikan informasi dini cuaca atau curah hujan kepada masyarakat.

Alat tersebut dipasang di hulu sungai Citarum yang meliputi Kecamatan Kertasari, Ibun, Majalaya dan Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, sejak Desember 2015 lalu. Mengoperasionalkan peralatan yang bekerja  selama 24 jam dalam pemantauan cuaca itu melibatkan para relawan.

”Informasi cuaca ini bisa diketahui pada saat itu atau real time. Hal itu bisa dipantau dari ARG yang ditampilkan di website Weather and Climate Prediction Laboratory (WCPL),” kata Operator Jaringan Informasi dan Komunikasi Jaga Balai Kabupaten Bandung, Hendra Ekalaya Oktora seperti dilansir galamedianews.com, kemarin (6/4).

Menurut Hendra, informasi ini bisa diakses oleh siapa saja untuk mengetahui informasi curah hujan lebih dini guna mengantisipasi ancaman banjir. ”Bahkan, bakal ada penambahan pemasangan alat sejenis ARG di beberapa titik, masih di hulu Sungai Citarum dan anak-anaknya yang ada di wilayah Cekungan Bandung,” kata Hendra.

Rencana pemasangan alat baru ARG pada tahun ini, di antaranya di wilayah hulu Cisangkuy, Citarik, Cikeruh, Cikijing, Cimande, Cikapundung dan hulu sungai lainnya. Khusus untuk di hulu Sungai Cisangkuy, kata dia, akan dipasang ARG di wilayah Kecamatan Pangalengan. Kemudian di Sungai Citarik di kawasan Gunung Kareumbi Masigit. Sedangkan di hulu Sungai Cikeruh di wilayah Gunung Manglayang Kabupaten Sumedang. Sungai Cikijing dan Cimande di wilayah Gunung Geulis Kabupaten Sumedang. Satu lagi hulu Sungai Cikapundung di wilayah Taman Hutan Raya Dago Pakar Bandung.

Hendra mengatakan, selain mendapatkan informasi terkini dari perangkat atau peralatan layar komputer (WCPL), juga untuk melakukan validasi data kepada para relawan atau mitra kerja di lokasi yang saat itu menjelaskan tentang terjadinya turun hujan deras.

”Hal itu untuk memastikan validasi data antara informasi yang didapat melalui alat atau WCPL dan informasi manual di lapangan,” katanya.

Dia mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari WCPL dan informasi manual di lapangan, baru diolah tentang potensi luapan air yang bakal terjadi di lapangan dari aliran sungai tersebut. ”Selain potensi luapan, juga mengolah data tentang kapan datangnya luapan air di titik rawan banjir (TRB),” katanya.

Tinggalkan Balasan