Seniman Wayang Kulit Langganan Para Dalang Kondang

Satu kotak prodo mas yang berisi ratusan gerenjeng atau lembaran emas bisa mencapai harga Rp 8 juta. Sebab, kandungan lembaran itu memang 99 persen emas. Saat sudah jadi, wayang dengan kualitas lapisan emas itulah yang biasa disebut wayang prodo mas.

Masih ada delapan tenaga kerja lain yang dipekerjakan Marwanto. Mereka adalah para tukang tatah atau pahat setiap detail wayang. Rata-rata, mereka bekerja di rumah masing-masing.

Marwanto menuturkan, setiap tahun jumlah karyawannya bertambah. Kebanyakan adalah teman-temannya sendiri saat kecil. Atau para remaja Desa Sonorejo yang tidak mampu melanjutkan lagi sekolahnya dan memilih bekerja. ”Paling tidak, setiap tahun itu nambah satu kawan (tenaga kerja, Red) saya,” kata Marwanto.

Proses membuat satu wayang, mulai merendam, membentang kulit, menjidar atau membentuk pola wayang, memahat wayang, sampai mewarna dan memasang cempurit, memakan waktu kurang lebih satu bulan. Dengan 15 karyawan, satu set wayang prodo mas bisa selesai dalam waktu satu tahun.

Menurut Marwanto, para dalang itu rutin memesan satu set wayang lengkap setiap tahun. Sebab, terkadang wayang yang sudah dipakai dibeli oleh kolektor. Atau jika mereka pentas di luar negeri, warga negara setempat kerap membeli seluruh koleksi wayang dan gawangan kelir. Harganya tentu lebih tinggi.

Itu, misalnya, pernah terjadi wayang planet dan wayang wong rai milik Enthus hasil karya Marwanto. Saat ini keduanya menjadi koleksi Tropenmuseum, Amsterdam, dan Museum of International Folk Art, Santa Fe, Amerika Serikat.

Itu terjadi setelah Enthus pentas di dua kota tersebut. ”Jadi, saya memang belum pernah ekspor. Tapi, wayang saya yang sudah sampai ke luar negeri, he he he,” ujar Marwanto.

Di luar para dalang, kolektor asal Jakarta juga acap memesan karya wayang Marwanto. Salah seorang pemesan rutin adalah Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal F.H. Bambang Soelistyo.

Saat ini saja Marwanto juga masih sibuk menyelesaikan pesanan jenderal TNI bintang empat itu. ”Dulu, Pak Bambang sudah pesan satu set, sekarang pesan lagi,” tutur Marwanto.

Tinggalkan Balasan