Ninit dan semua yang datang saat itu pun dengan cerita salah seorang penghuni yang selamat dari bencana Gunung Merapi. Perempuan yang diketahui mengalami kekurangan fisik ditinggalkan oleh keluarga mereka saat semua warga sibuk mengevakuasi diri saat letusan terjadi. Si ibu tersebut sambil menangis mengenang, jika saat itu dia ditinggalkan sendiri oleh keluarganya karena dianggap sebagai beban saat evakuasi berlangsung.
Keluarganya meninggalkan ibu tersebut dalam keadaan tanpa daya di kamar. ”Karena memang ibu tersebut tidak bisa berjalan sama sekali,” ucap Ninit.
Si ibu pun menangis dan bersedih ketika tahu keluarganya lebih mementingkan hewan ternaknya saat evakuasi berjalan. ”Ibu itu cerita dia putus asa dan menyangka ajal di depan mata. Sebab, dia ditinggalkan sendirian dalam kondisi lumpuh,” urainya.
Namun, Tuhan berkehendak lain. Di tengah keputusasaan itu, relawan ada yang menemukan dia terbaring dan langsung diselamatkan ke lokasi yang aman. ”Sedangkan, keluarga yang meninggalkan ibu tersebut tidak satu pun yang selamat,” tuturnya.
Terlepas dari cerita masing-masing penghuni yang rata-rata ditinggalkan keluarga dan saudara, charity itu pun minimal meringankan beban mereka. Sebab, jarang dari keluarga mereka yang datang.
”Intinya kami selalu mendorong semua (pengurus dan pemain) untuk tidak melupakan berbagi kepada yang membutuhkan. Tak sekadar berzakat, tapi juga saling memotivasi,” pungkasnya. (rie)