Ratusan PKL Kawasan Telkom University Ditertibkan

Akan Dipindahkan ke Lokasi Baru

bandungekspres.co.id – Ratusan personel gabungan Polisi, Satpol PP dan Kodim 0609 Kabupaten Bandung melakukan pembongkaran Para Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Bangunan liar (Bangli) di wilayah Jalan Sukabirus, Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, kemarin (10/3). Proses pembongkaran yang dilakukan di depan Telkom University tersebut sempat terhalangi karena banyaknya warga yang ingin menonton.

Di bagian lain, tidak ada perlawanan berarti dari para pedagang ataupun masyarakat. Sejumlah warga berseragam lembaga swadaya masyarakat (LSM) pun ikut menonton kegiatan pembongkaran tersebut. Beberapa di antaranya sempat berorasi di lokasi pembongkaran dan menyatakan penolakannya.

Camat DayeuhkolotAdjat Sudradjat mengatakan, ratusan PKL di sekitar Telkom University segera direlokasi di sebuah lahan seluas sekitar 1.400 meter persegi yang disediakan Telkom University.

”Serapi-rapinya PKL, tetap tidak berjualan pada tempatnya, tidak dalam satu atap. Ada 173 pedagang yang berjualan yang direlokasi,” kata Adjat di sela-sela kegiatan di lokasi pembongkaran PKL.

Menurut Adjat, para pedagang telah berjualan di lokasi tersebut sejak 25 tahun lalu. Diharapkan setelahnya, para pedagang dapat berjualan dengan tertib dan rapi di tempat relokasi, katanya.

Adjat mengungkapkan, kesepakatan relokasi PKL di sekitar Telkom University telah disetujui bersama dalam rapat di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot. Para pedagang ini bersedia direlokasi di tempat yang disediakan Telkom University.

Tahap pertama penertiban PKL ini, akan dilaksanakan di perbatasan antara kawasan Telkom University dengan Desa Citeureup, Desa Sukapura, dan Kecamatan Bojongsoang. Tahap kedua dilaksanakan di kawasan Bangli.

”Selain di sekitar Telkom University, PKL yang segera ditertibkan yaitu yang biasa berjualan di pusat perkotaan Dayeuhkolot, perbatasan dengan Cibaduyut, dan depan Polsek Dayeuhkolot,” ungkapnya.

Sementara itu, seorang pedagang makanan yang lapaknya dibongkar Usman, 30, mengaku tidak mengetahui akan dilakukan eksekusi kemarin. Eksekusi ini merupakan eksekusi dadakan yang dilakukan pihak pemerintah.

”Kami memang diberikan surat peringatan SP 1 sampai 3, dan kami menanyakan kepada pengurus diadakannya eksekusi kapan, mereka malah bilang tenang saja,” tutur Usman.

”Makanya sekarang banyak pedagang yang pada kaget dan tidak ada persiapan sedikit pun, malah kita memasak seperti biasanya,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan