Kena Boo Di Bernabeu

Meski Madridista mencemooh Ronaldo adalah konyol jika artinya musim depan Real harus menjual Ronaldo. Bagaimanapun kontribusi Ronaldo yang mencatatkan 40 gol buat Real, 27 di La Liga dan 13 di Liga Champions, sukar dicari bandingan yang sepadan.

“Saya pikir sangat beresiko melego Ronaldo. Karena sebagai pelatih saya menyukai Ronaldo,” tegas bapak empat anak itu.

Sejatinya tak cuma Ronaldo yang disoraki. Pencetak gol kedua Real James Rodriguez pun tak luput dari cercaan. Misalnya di babak pertama, Madridista meniup peluit setiap pemain timnas Kolombia itu menguasai bola.

“Saya rasa itu hak suporter untuk menyoraki kalau kami tampil kurang cemerlang. Situasinya kami berada dalam tim yang fansnya menginginkan kemenangan setiap laga,” ujar Rodriguez seperti diberitakan Football Espana.

Nah, dalam analisis Four Four Two kemarin ada beberapa hal yang membuat Roma kembali kalah. Pertama absennya bek Antonio Rudiger dan gelandang Radja Nainggolan. Kedua konsentrasi Roma yang menurun di babak kedua.

Hal itu dibuktikan dua gol yang tercipta pada leg pertama di Olimpico Roma (17/2) lalu juga lahir di babak kedua.

Versi Soccerway Real menguasai laga dengan ball possesion sampai 59 persen. Juga soal agresivitas Real yang berlipat lebih ‘galak’ ketimbang Roma.

Real melepas 27 tembakan, 13 diantaranya menyasar tepat ke gawang Roma yang dijaga Wojciech Szczesny. Sedang Roma tak sampai separuh. Roma menembak sepuluh kali ke gawang Real yang dijaga Keilor Navas dan enam yang menuju sasaran.

Reaksi allenatore Roma Luciano Spalletti atas kekalahan kemarin cukup bijaksana. Spalletti tak secara terang-terangan menyebut penyelesaian timnya yang buruk sebagai kambing hitam.

“Memang benar ada masalah dalam tim untuk mengeksekusi peluang yang ada. Namun kami seharusnya tampil lebih menyatu sebagai tim,” ucap Spalletti kepada Mediaset Premium.

Pria berusia 56 tahun itu berkaca jika kekalahan 0-2 di Olimpico juga terlalu berat buat dikejar defisit golnya di leg kedua. Apalagi tim yang dihadapi sekelas Real.

Sementara itu, harian La Gazzetta dello Sport menyebutkan kekalahan kemarin membuat senjakala klub-klub Italia semakin dekat. Ya, terakhir klub Italia juara terjadi enam tahun silam ketika Inter Milan mengangkat tropi Si Kuping Besar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan