Agustin Nurul Fitriyah, Satu – satunya Nakhoda Perempuan Kapal Tanker Pertamina

”Kalau saya kandas, perempuan-perempuan lain di belakang saya bisa jadi tidak akan mendapat kesempatan menjadi nakhoda,” tuturnya.

Pengalaman mendebarkan lainnya, kapal yang dibawanya pernah mengeluarkan api dari cerobong. Itu terjadi ketika Agustin melakukan perjalanan dari Situbondo ke Makassar.

Dia pun langsung bereaksi meminta mesin dimatikan. Sikap sigap Agustin membuat bahaya itu bisa diatasi. Bisa dibayangkan kalau kapal yang masih membawa bahan bakar tersebut tiba-tiba meledak karena Agustin tidak sigap.

Selebihnya, selama perjalanannya dari Sabang sampai Merauke, tidak ada yang disebutnya membahayakan. Bagaimana dengan perompak? Penggemar novel kolosal itu mengaku belum pernah menemui. Meski, dia tahu, kapal tanker paling diincar karena dianggap mahal. ”Saya nggak takut sih, tapi semoga nggak ketemu,” katanya.

Salah satu yang membuat Agustin mencintai profesinya adalah melihat luasnya tanah air. Favoritnya adalah daerah Sabang (Aceh) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Alasannya sederhana, saking bagusnya, kalau difoto pakai kamera terjelek, hasilnya masih tetap bagus.

Tapi, di sisi lain, pekerjaan itu juga tak jarang menyayat hati. Terutama saat mengantar BBM ke daerah yang masih tertinggal. Misalnya, di Natuna, Riau, yang masih banyak tempat gelap. Begitu juga warga Reo, Kabupaten Manggarai, NTT.

VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyebutkan, distribusi BBM di Indonesia itu terumit di dunia. Sebab, distribusi melibatkan transportasi darat, laut, sampai udara untuk menyalurkan 63 juta kiloliter (kl) BBM tiap hari. ”Di Sumatera dan Kalimantan, perlu menembus sungai dengan berbagai jenis kapal,” katanya.

Sesuai dengan aturan, sebenarnya nakhoda boleh menolak sandar kalau membahayakan. Tapi, Agustin kerap tidak sampai hati kalau ada telepon yang menyatakan kondisi darurat. ”Kami tidak bisa begitu. Apalagi kalau ada telepon penting dan bilang kalau tidak bersandar, (listrik, Red) akan mati semua,” ungkapnya.

Meski bekerja di lingkungan yang laki banget, Agustin tetap melakukan hal-hal menyenangkan seperti perempuan kebanyakan. Misalnya, pergi ke salon saat kapal bersandar.

Saat ini dia juga sedang menghabiskan novel Rules of Engagement karya Christina Dodd. ”Kalau ke darat, saya pasti beli buku. Ada anggaran sendiri untuk itu,” katanya.

Tinggalkan Balasan