punya usulan resolusi patut atau sudah diterapkan di 2016? Mungkin semua orang sudah mulai menjalaninya meski agak tertatih-tatih.
***
Tahun 2016 ini, konon perekonomian Indonesia akan semakin baik. Ini diupayakan pemerintah dengan menelurkan sejumlah paket ekonomi yang diharapkan bisa merangsang gairah masyakat, khususnya para pengusaha.
Tapi apa daya, rupanya paket demi paket ekonomi yang diluncurkan pemerintah seperti tak ada efeknya. Malah, baru sebulan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berjalan, industri otomotif dan elektronik gulung tikar di Indonesia.
Disadur dari penggalan Direktur Jawa Pos Koran, Azrul Ananda dalam Happy Wendesday. The Dark Knight, film kedua trilogi Batman yang disutradarai Christopher Nolan, punya poster promosi seru yang menampilkan karakter The Joker, yang diperankan mendiang Heath Ledger. Tulisannya: ’’Why So Serious?’’ Artinya kurang lebih: ’’Mengapa Anda begitu serius?’’
Ya boleh jadi serius karena saat ini banyak buruh yang terancam PHK. Tapi lain cerita komentar mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat mengisi kekosongan dalam Evaluasi Divisi II di Lampung beberapa waktu lalu.
”Terus kalau MEA berjalan, Anda mau apa?”
”Takut, mengeluh? Minta kebijakan itu diubah pemerintah?” tambahnya.
Sontak ratusan para ”pejabat” dan Pemimpin Redaksi Jawa Pos terdiam. Sebab, yakin mereka membutuhkan masukan yang lebih detail prihal strategi untuk tetap bisa menjadi minimal bertahan dalam persaingan.
”Sekarang begini, ketika Anda memikirkan MEA, apakah itu mengubah keadaan? Tak semudah itu mengubah regulasi. Toh beban Anda saat harus menghadapi ketatnya persaingan di lapangan (pemasaran, iklan dan redaksi, Red), itu juga sama beratnya,” paparnya.
”Jadi, buat apa membebani diri dengan regulasi yang baru berjalan beberapa hari. Toh, Anda yang ada di sini juga berjuang mikirin ongkos cetak dari hari ke hari sebelum ada MEA,” tegasnya.
Apa yang diungkapkan Dahlan Iskan boleh jadi memang logis. Ancaman banyaknya warga negara asing (WNA) juga belum sepenuhnya terlihat. Dan belum pasti kapan.
Terkesan menyepelekan, namun juga memberikan semangat. Setidaknya dari sisi emosial sebagai warga lokal Bandung Raya yang tidak ingin ”terjajah” resesi.