bandungekspres.co.id – Pembagian beras masyarakat miskin (raskin) di Kabupaten Bandung tidak berjalan mulus. Banyak warga yang mengeluhkan kualitas beras subsidi pemerintah tersebut. Sudah jelek, kutuan, bau lagi, warnanya berubah.
Temuan tersebut disampaikan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung. Seperti dialami warga Kecamatan Majalaya dan Paseh. Karena alasan itu, mereka komplain.
’’Jadi jangan mentang mentang beras itu murah dan untuk masyarakat miskin, sehingga yang dijualnya itu kotor dan bau. Ini tidak benar, karena kualitas itulah kami kerap mengirimkan surat (komplai) kepada Bulog,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Bandung Ir Dadang Hermawan kemarin (5/2).
Sayangnya, kata Dadang, karena masyarakat butuh beras itu, meski kualitas buruk tetap diterima. Padahal, seharusnya ditolak. Karena itu, saking geramnya, dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bandung menegur Bulog, setelah berulang kali menjual beras tidak layak konsumsi. ’’Bahkan, bila perlu Bulog disanksi oleh Pemerintah Kabupaten Bandung,’’ ungkap dia.
Dia menambahkan, tahun 2016, jumlah penerima manfaat raskin di Kabupaten Bandung sebanyak 186.940 RTS-PM (Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat). Sementara jumlah pagu raskin sebanyak 33.645.200 Kg/tahun. Untuk menurunkan harga raskin, Pemkab Bandung memberi subsidi Rp 20,1 miliar. Karena itu, wajar kalau beras raskin dari harga Rp 1.600 per kilo menjadi Rp 1.000 . (gun/hen)