Cuek Diteror karena Tak Percaya Klenik

Karena sudah tak berpraktik pengacara, pemasukan Handoko disokong dari cengkih. Di lahan yang sama dengan Omah Tani, masih tersisa sekitar 2 ribu pohon. Selain itu, dia sering diminta menjadi pembicara dalam berbagai acara.

Semua itu membuat Handoko lebih leluasa bergerak. Jangkauan pendampingannya pun semakin luas. Pada tahun yang sama dengan aksi petani Cepoko, terjadi konflik antara petani Desa Kebumen dan Desa Simbang, Kecamatan Tulis, Batang, dengan PT Ambarawa Maju.

Perusahaan itu mengklaim tanah 50 hektare yang digarap para petani sejak 1960-an. Padahal, tanah tersebut adalah tanah erfpacht atau tanah sisa hak Belanda dan tidak bersertifikat.

”Pada 1998 dibentuk organisasi tani dan saya dampingi. Pada 2004, tanah 40 hektare tersebut akhirnya oleh pemerintah dibagikan kepada 800 petani miskin dan kini telah bersertifikat,” jelasnya.

Konflik tanah lain yang muaranya membuat Handoko bangga terjadi di Kendal. Tanah itu kini menjadi satu-satunya tanah Perhutani KPH yang menghasilkan kayu jati yang dijual ke negara Eropa karena lolos program Ekolabel. Nilainya ratusan miliar setiap tahun.Sayang, seiring perjalanan waktu, ratusan sertifikat tanah yang kini dimiliki petani atas perjuangannya justru dijual petani. ”Hati saya sering menangis ketika mengetahui sertifikat tanah petani hasil perjuangan dijual hanya untuk bertahan hidup,” katanya.

Untung hanya segelintir petani yang pernah didampingi Handoko yang bertindak demikian. Nur Hadi, seorang petani Cepoko, mengaku akan mempertahankan sertifikat tanahnya sampai mati. ”Semiskin apa pun, saya tak akan menjualnya. Saya berterima kasih sekali kepada Pak Handoko atas perjuangannya,” tegas Nur Hadi.

Di luar kesibukannya bersama petani, Handoko menghabiskan waktu senggang untuk mengoleksi barang antik dan lukisan. ”Ah, jangan, malu saya,” ujarnya ketika ditanya soal jumlah koleksinya itu.

Handoko juga bermain media sosial, termasuk Facebook. Ketika Jawa Pos mengajukan permintaan pertemanan tadi malam (1/2), ternyata limit jumlah teman Handoko sudah penuh.

Yang pasti, dalam sebuah status yang disertai foto yang di-posting Minggu (31/1), Handoko tampak tengah melukis dengan tulisan berbunyi: ”Kerjo rodi ngecat logo siap sambut menteri agraria.”

Tinggalkan Balasan