PDI P dan Gerakan Nelayan Tani Indonesia Gelar Rakor

[tie_list type=”minus”]

 Jangan Jadi Pecundang di Negeri Sendiri

[/tie_list]

bandungekspres.co.id– PDI Perjuangan beserta para kader Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Ganti) Jawa Barat melaksanakan Rapat Kerja Wilayah yang dilaksanakan di Hotel Augusta Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Jumat (29/1) lalu. Rakerwil tersebut bertema peran strategis gerakan nelayan tani mengawal trisakti untuk kesejahteraan rakyat.

PDI
Yully S Yulianti/bandung ekspres

POTONG TUMPENG: Ketua Umum Ganti Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri Ms memberikan tumpeng saat pembukaan Rakerwil Ganti Jabar.

Ketua Umum Ganti, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, Ms mengatakan, PDI Perjuangan membentuk organisasi sayap yang bernama Ganti dengan tujuan ingin meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan di seluruh Indonesia. Sebab, fakta sangat mencekam bahwa kemiskinan justru sebagian besar terdapat di masyarakat petani dan nelayan.

”Keberadaan Ganti ingin membantu pemerintah masyarakat di Indonesia untuk mewujudkan ketahanan atau kedaulatan pangan diseluruh komuditas pangan,” kata Rokhmin usai pembukaan kegiatan Rakerwil, beberapa waktu lalu.

Pihaknya menyadari sebetulnya potensi di lautan Indonesi sangat besar. Sebab, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan negar agraris tropis terbesar di dunia. ”Jadi dari sisi potensi produktif kita sangat besar,” ujarnya.

Rokhiman menjelaskan, permintaan pasar terhadap produk pertanian, kelautan, dan perikanan semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, pihaknya ingin memberikan kepada masyarakat supaya kedua sektor ini benar-benar menjadi leading sector mendahului sektor unggulan, menjadi kompetitif. Ini terdorong dengan masuknya MEA. ”Supaya kita tidak menjadi pecundang di negeri sendiri. Makanya kita harus menjadi pemenang yang punya daya saing,” tegasnya. ”Saya pikir daya saing yang paling mudah untuk tumbuh kembang atau dihasilkan oleh Indonesia adalah sektor-sektor yang berbasis pada sumber daya alam, seperti kehutanan, pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, maka kita harus adakan irilisasi jangan seperti dulu,” tambahnya.

Dia mengatakan, Indonesia mengeluarkan produk bahan mentah. Seperti pertanian, perikanan dan kehutanan. ”Padahal, jika diproses terlebih dahulu, produk tersebut bernilai tinggi dan mempunyai harga yang lebih mahal,” katanya.

Tinggalkan Balasan