bandungekspres.co.id– Mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dinilai sesat, mulai buka suara. Usai melaksanakan pemeriksaan sidik jari di Aula Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Fatur, asal Kabupaten Ciamis ini mengaku sempat menginvestasikan hartanya untuk membeli tanah di Kalimantan.
”Harta saya tidak diserahkan ke Gafatar, tetapi harta saya di Cianjur, untuk investasi saya beli lahan pertanian di sana Kalimantan tepatnya di Reso Jaya,” papar Fatur (28/1).
”Tanah di sana murah dibanding di Jawa, satu hektar itu antara 60 ribu sampai Sampai 15 ribu. Saya sebenarnya bertani saja karena Gafatar punya program pertanian dan tidak ada program selain dari itu,” tambahnya.
Fatur sendiri adalah salah satu dari 195 orang yang saat ini berada di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Dia mengaku sudah satu setengah tahun mengikuti kegiatan di Gafatar. Pria ini mengaku berasal dari Kabupaten Ciamis. ”Saya asli Ciamis, saya pindah ke Kalimantan sendiri dan tidak disuruh Oleh Gafatar, memang saya niat ingin bertani. Nggak ada niat yang aneh-aneh, saya pindah dengan isteri,” ujarnya.
”Saya hanya baca berita seperti itu, ada penculikan. Padahal Gafatar tidak lebih kegiatan yang bersifat kemasyarakatan termasuk program pertanian,” ungkapnya.
Menurut dia, Gafatar tidak ada yang menyimpang. Mulai dari adat istiadat, budaya atau agama. Bahkan, semua anggotanya berbaur satu sama lain. ”Kita kita tidak mikir, apa kamu Islam atau Kristen, tidak ada pertanyaan itu. Gafatar tidak ada kaitannya dengan agama, kedaerahan kesukuan dan ras itu tidak ada, biasa-biasa saja,” imbuhnya.
Dia menilai, anggapan miring mengenai Gafatar itu sendiri muncul karena pemberitaan. Salah isinya, menceritakan Gafatar sebagai organisasi terlarang, aliran sesat. ”Tetapi gambar yang ditayangkan sejumlah media adalah gambar positif gambar seperti donor darah, sedang bertani, dan sedang menanam pohon. Apalagi saya transmigrasi ke Kalimantan dengan sepengetahuan keluarga,” tuturnya.