[tie_list type=”minus”]Pengerjaan Tol Soroja Dibatasi sampai Pukul 18.00[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Warga di Kampung Babakan, RT 02/RW 05, Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, mengeluhkan pembangunan Tol Soroja karena merusak rumahnya.
Salah seorang warga, Nono ,47, menyebutkan, sejak proyek pembangunan Tol Soroja berjalan, banyak rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan. Penyebabnya, mesin pemadat tanah atau vibro yang bergerar cukup kencang dan membuat rumah mengalami retak. ”Rumah yang letaknya dekat dengan lokasi proyek pembangunan jalan tol menjadi retak-retak. Getaran dari mesin vibronya cukup kencang soalnya,” tutur Nono, kemarin (24/1).
Dia mencontohkan rumah miliknya yang mengalami keretakan sejak proyek pembangunan jalan Tol Soreang-Pasirkoja tersebut. Selain itu, suara dari mesin vibro yang sangat keras dari masin vibro juga membuat warga kurang nyaman.
”Apalagi pada waktu awal-awal, pengerjaannnya sampai malam, suara keeras dari mesin Vibronya sangat kencang,” ujarnya.
Warga sendiri pernah melakukan demonstrasi kepada pihak kontraktor. Sehingga saat ini proyek pengerjaan pembangunan Tol Soroja tidak dilakukan hingga malam hari. Pihak kontraktor akhirnya membatasi waktu pengerjaan sampai pukul 18.00, karena adanya protes dari warga. ”Sebenarnya kami mendukung adanya pembangunan jalan tol, tapi jangan sampai menggangu ketentraman warga,” ucapnya.
Lebih lanjut Nono mengatakan pihak kontraktor juga harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada rumahnya dan rumah warga lainnya yang mengalami kerusakan akibat getaran dari mesin vibro. ”Harus ada solusi untuk kami, supaya kami tidak dirugikan,” tambah warga lainnya, Khadar.
Menurut Khadar, para warga yang rumahnya mengalami retak-retak karena getaran dari mesin proyek, sudah mengajukan proposal ke pihak RT setempat. Bahkan, para warga sudah berunding dan meminta solusi terbaik dari persoalan yang terjadi saat ini. ”Kalau rumah saya sih retaknya masih belum terlalu parah, cuma ada rumah lain yang sudah parah dan berpotensi ambruk temboknya. Makanya warga cuma meminta solusi terbaiknya saja,” tambahnya. (mld/rie)