Empat BUMN yang terlibat meliputi PT Wijaya Karya (Wika), PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Jasa Marga, dan PT Perkebunan Nusantara VIII. Seperti diketahui, empat BUMN tersebut bergabung membentuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PT PSBI kemudian menjalin kerja sama konsorsium dengan China Railway International Co Ltd (CRI) dan membentuk PT Kereta Cepat Indonesia China.
”Proyek terlalu mahal. Kita takut perusahaan pelat merah ini nggak sanggup bayar utang. Coba lihat sekarang, uang Wika berapa sih? Paling hanya Rp 5,5 triliun. Apalagi KAI. Uang Jasa Marga juga habis buat ngurusin tol,” ujar Agus saat ditemui di Jakarta, kemarin.
Selain itu, balik modal setelah proyek kelar pun tak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Dia bahkan pesimistis bisa dipenuhi sebelum keuangan empat BUMN itu kembali normal. ”Target penumpang 60 ribu per hari dari mana? Pengguna jalan tol pindah semua? Nggak mungkin. Apalagi dengan harga tiket Rp 200 ribu,” paparnya. (mia/c7/ttg/rie)