Vendry Mofu dan Rizky Pellu Jadi Andalan

PERTANDINGAN final Jenderal sudirman Cup Indonesian Championship Torabika 2015/2016 bakal menjadi ajang adu kepiawaian sebagai pengatur serangan dari Vendry Mofu, midfielder Kabau Sirah Semen Padang dan gelandang andalan Naga Mekes Mitra Kukar Rizky Pellu.

logo torabika -Vendry Ronaldo Mofu, demikian nama lengkap pemain kelahiran Wamena, Papua, 10 September 1989. Salah satu punggawa Timnas Indonesia ini berperan sentral di lapangan tengah. Dia juga memiliki umpan terukur yang menusuk ke kotak penalti, selain tentu passing yang dia letakkan di belakang pemain lawan. Kepiawaian itu mampu mengantar Semen Padang menjadi juara Indonesian Premier League 2011-2012.

Pemain bertinggi 170 sentimeter ini tidak hanya mampu mengumpan. Dia juga berani menusuk dan meliuk membawa bola hingga ke kotak penalti lawan. Tipe permainan Vendy Mofu mengingatkan orang dengan gaya main sang pendahulu yang juga asal Tanah Papua, mantan gelandang Timnas Indonesia Rully Nere.

Vendry yang sebelumnya membela Persiwa Wamena dan Sriwijaya FC Palembang ini juga memiliki tendangan bebas yang akurat.

Kemampuan menguasai dan menggiring bola untuk merobek pertahanan tim lawan, bakal dibutuhkan oleh Semen Padang. Kehadirannya bakal memudahkan Nur Iskandar yang senang dengan bola-bola terobosan untuk membuat peluang mencetak gol. Dari sodoran bola Vendry Mofu pula bomber James Koko Lomell bakal kian membahayakan gawang lawan.

Hanya saja, ketenangan bermain yang harus diperhatikan oleh Vendry. Suka meledak-ledak di lapangan membuat dia riskan diganjar kartu oleh wasit. Pelanggaran fatal bakal membuatnya diusir wasit sehingga merugikan timnya.

Di sisi lain, Rizky Pellu merupakan salah satu memain muda yang terus unjuk kebolehan. Pemain bernama lengkap Rizky Ahmad Sanjaya Pellu, lahir di Ternate, 26 Juni 1992. Pemain bertinggi 176 sentimeter ini merupakan didikan SAD Indonesia. Yakni sekumpulan pemain muda yang ditempa kompetisi di Uruguay, Amerika Selatan.

Peran sebagai pengatur serangan di lini tengah sudah dilakukan saat masih membela Pelita Bandung Raya. Posisi sebagai sentral pengalir serangan tetap menjadi miliknya saat hijrah ke skuat Naga Mekes asuhan Jafri Sastra. Kemampuan menyerang sama kuatnya dengan bertahan. Penampilan itu sempat menjadi lirikan klub asal Bahrain Al Najma.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan