Garibaldi Thohir Bicara tentang Infrastruktur
Tiada mungkin bermimpi membangun negara berbasis industri apabila listrik, pilar infrastruktur yang paling dasar, masih menjadi masalah. Percepatan pembangunan infrastruktur memang merupakan langkah yang tidak boleh ditawar.
Bagi Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir, proyek pembangkit listrik 35 ribu MegaWatt (mw) yang diagendakan pemerintah merupakan langkah positif. Selain meningkatkan kapasitas listrik yang baru 47 ribu mw, juga bisa menarik lebih banyak pemodal ke tanah air.
”Lapangan kerja akan tercipta dan perekonomian tumbuh signifikan,” ujar bos yang memimpin perusahaan batu bara terbesar nomor empat di dunia itu. Pebisnis berusia 50 tahun tersebut yakin betul bahwa pembangunan infrastruktur bisa menjadi salah satu kunci tercapainya pertumbuhan ekonomi.
Pengusaha yang oleh Forbes disebut sebagai orang terkaya ke-43 di Indonesia itu mencontohkan, pembangunan infrastruktur akan dirasakan para pengusaha batu bara. Perbaikan fasilitas infrastruktur itu bakal mengompensasi harga komoditas bahan baku energi yang anjlok dan minimnya permintaan. Harapannya, bisnis komoditas kembali menggeliat.
Bertambah banyaknya pembangkit listrik di Nusantara juga akan membuat orientasi pasokan batu bara dari yang selama ini cenderung untuk ekspor. Kebutuhan pasar domestik yang tinggi membuat konsumsi dalam negeri menanjak signifikan. Apalagi jika road map listrik 35 ribu mw tidak diganti, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan baku batu bara akan mendominasi jenis pembangkit.
”Menurut saya, beberapa sektor yang potensial ada di sektor energi dan logistik. Untuk komoditas unggulan, saya masih melihat batu bara punya peran yang besar,” ujarnya. Menurut data PLN, sampai 2019 akan terbangun 109 pembangkit.
Batu bara berpeluang memiliki peran besar karena harus menghidupi 21 ribuan mw pembangkit. Sebagai bos perusahaan energi yang berorientasi pada batu bara, dia yakin betul dengan peluang itu. Batu bara yang dikenal sebagai sumber energi kotor juga bisa lebih ramah lingkungan karena majunya teknologi.
”Batu bara juga masih menjadi sumber energi yang murah dan reliable untuk pembangkit listrik,” terang pria yang akrab dipanggil Boy tersebut. PT Adaro Energy yang dipimpinnya sudah mempersiapkan diri untuk menyambut peluang itu.