Otomotif Pasang Target Tinggi

Penjualan mobil nasional pada 2015 turun 16 persen menjadi 1.013.000 unit daripada realisasi 2014 sebanyak 1.208.000 unit. Namun, memasuki 2016, produsen otomotif terlihat lebih optimistis memasang target penjualan.

’’Kami menargetkan penjualan 180 ribu unit sepanjang 2016. Angka itu meningkat 8,26 persen ketimbang tahun sebelumnya yang 166.258 unit. Kami yakin target tersebut dapat terpenuhi jika perekonomian membaik seperti yang diharapkan,’’ ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy kemarin (20/1).

Untuk memenuhi target itu, varian-varian mobil baru bakal diluncurkan tahun ini. Antara lain, segmen low multipurpose vehicle (MPV) dan sport utility-vehicle (SUV) yang merupakan penggerak utama penjualan Honda pada 2015. ’’Kami tetap fokus di low MPV dan SUV karena memang dua kelas itu yang pasarnya bagus,’’ katanya.

Tahun ini Honda berharap bisa kembali menguasai pasar SUV. Apalagi setelah diluncurkannya BR-V pada pertengahan tahun lalu. Penjualan segmen low SUV tersebut diharapkan bisa menembus 39 ribu unit tahun ini. ’’Sejak diluncurkan pada Agustus hingga Desember lalu, Honda BR-V sudah dipesan 6.500 pelanggan. Kami segera lakukan pengiriman,’’ ucapnya.

Demikian pula PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) yang berani menetapkan target tinggi tahun ini. Langkah itu diambil sebagai bentuk optimisme Isuzu untuk kembali mengarap pasar setelah tahun lalu meraih penjualan 19.350 unit. ’’Kami targetkan tahun ini bisa menjual 24.000 unit,’’ tutur Direktur Pemasaran PT IAMI Ernando Demily.

Dia mengaku optimistis meskipun pasar tahun ini diprediksi bergerak jauh dari pencapaian 2015. Meskipun pasar otomotif secara nasional diprediksi tumbuh tipis daripada tahun lalu, target penjualan yang dipatok Isuzu tahun ini melesat 20 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. ’’Itu karena kami optimistis,’’ tegasnya.

Prinsipal otomotif asal Jepang tersebut menilai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah berdampak positif tahun ini. ’’Kalau dari skala makro, pemerintah sudah mulai menyerap anggaran. Ini sangat positif karena setiap 1 rupiah saja yang dibelanjakan pemerintah bisa mendongkrak perekonomian,’’ jelasnya. (wir/c20/jpnn/fik)

Tinggalkan Balasan