bandungekspres.co.id– Keluhan masyarakat atas kemacetan dan susahnya akses lalu lintas di wilayah Lembang, terutama saat musim liburan, mesti jadi pemikiran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Salah satunya dengan membangun jalan alternatif yang hubungkan Lembang dengan Bandung.
Pemerintah Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang mendesak Pemkab segera lakukan pengaspalan jalan terobosan, sebagai salah satu upaya memecah kemacetan di kawasan Lembang.
Kepala Desa Gudang Kahuripan Agus Karyana tidak menepis kemacetan di Lembang adalah masalah yang sulit terpecahkan. Pasalnya, banyak faktor yang menyebabkan kepadatan terjadi, seperti bertambahnya jumlah kendaraan yang masuk Lembang, terbatasnya lahan parkir di objek wisata hingga minim jalan atau jalur yang bisa dilalui kendaraan.
’’Sekarang Lembang tambah macet, apalagi setelah Farm House dibuka. Kendaraan pengunjung parkir seenaknya sendiri di badan jalan, otomatis tiap akhir pekan dan libur panjang kawasan Lembang mengalami kemacetan yang sangat parah,’’ keluh Agus, kemarin.
Membatasi jumlah kendaraan yang masuk Lembang jadi opsi mustahil dilakukan. Maka itu, pilihan lain dalam memecah kemacetan dengan buka jalur baru agar kendaraan tak menumpuk di satu titik.
’’ Bayangkan saja, warga yang mau bepergian ke Bandung harus menempuh waktu lebih dari 1 jam, padahal normalnya hanya 30 menit,’’ sahutnya.
Jalur alternatif yang melintasi tiga desa, di antaranya Desa Lembang, Gudang Kahuripan, dan Wangunsari kondisinya masih tanah dan bisa bahayakan pengguna kendaraan karena licin, terutama saat hujan.
Namun, bila kondisinya mulus, kendaraan dari arah Lembang bisa memotong dan langsung sampai di batas kota Bandung. ’’Dulu jalan itu hanya dapat dilewati satu mobil kecil dan tekstur tanahnya masih bebatuan. Setelah dilakukan pelebaran dan perataan oleh masyarakat akhirnya jalan ini bisa dilalui 2 kendaraan besar,” tuturnya.
Pemerintah diharap secepatnya lakukan pengaspal jalan yang miliki panjang sekitar 2,3 kilometer. Hal itu supaya warga atau wisatawan dapat memangkas waktu perjalanan mereka. ’’Kalau melalui jalan biasa bisa memakan waktu sampai 1 jam, lewat jalan ini paling hanya 15 menit,’’ tandas Agus. (bbs/vil)