[tie_list type=”minus”]Pajang Bendera Islamic State di Depan Rumah[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Warung nasi goreng milik Tunami, 40, warga RT 02/RW 07 Blok Kibanar Desa Bakung Kidul Kecamatan Jamblang mendadak heboh Kamis (14/1) malam. Belasan anggota kepolisian dari Densus 88 dengan senjata laras panjang menyerbu warung tersebut.
Rupanya, bukan warung tersebut tujuan dari petugas yang belakangan berasal dari Densus 88 tersebut, melainkan seorang dua orang pria yang sedang duduk dan tengah memesan nasi goreng di warung milik Tunami.
Menurut Tunami, dia tidak mengenal kedua pria yang memesan nasi goreng tersebut. Keduanya datang menggunakan sepeda motor matic warna hitam dan langsung duduk menunggu pesanan.
Setelah keduanya duduk, tak lama kemudian datang tiga motor yang kemudian datang dan duduk tak jauh dari tempat duduk dua pria tadi. Belakangan sejumlah pria yang datang setelah pelaku diketahui sebagai anggota kepolisian yang sedang melakukan penyamaran.
”Tadinya biasa aja,gak ada yang aneh, saya waktu itu mau tutup warung, kebetulan yang dua itu pembeli terakhir,” ujar Tunami.
Belum juga nasi goreng yang dipesan kedua pria tersebut jadi, tiba-tiba dari arah utara atau arah Panguragan datang tiga mobil minibus. Mobil-mobil tersebut berhenti tepat di bagian utara warung. Sejurus kemudian, para penumpang dalam mobil tersebut kemudian turun sambil sebagian besar menenteng senjata laras panjang. ”Saya kaget, cuma ada yang ngomong kalau itu polisi. Nah yang pesen nasi goreng tadi mau kabur,” imbuhnya.
Salah satu pria yang tadinya memesan nasi goreng langsung berusaha kabur. Namun kalah cepat, ruang geraknya sudah ditutup oleh polisi yang pertama kali datang dengan menaiki sepeda motor. Sempat terjadi perlawanan dari terduga teroris tersebut, dia tak henti-hentinya menjerit dan berteriak dan meminta polisi untuk menembaknya.
Belakangan diketahui terduga pelaku tersebut berinisial Do, 22, dan Aan warga Desa Orimalang. Keduanya tidak terlibat kasus terorisme dan hanya dijadikan saksi.
Sementara itu, Kades Desa Bakung Kidul Pendi mengatakan bahwa dua orang yang diamankan tersebut bukanlah warganya. pihaknya pun mengaku sudah mengecek ke masing-masing RW maupun RT. ”Bukan warga kita, hanya memang penangkapan di tempat kita,” tuturnya.