Euforia Barcelona ketika Lionel Messi menyabet Ballon d’Or untuk kali kelima serta Luis Enrique yang mendapat gelar Pelatih Terbaik 2015 sudah harus dilupakan ketika menantang Espanyol pada leg kedua Babak 16 Besar Copa del Rey dinihari nanti.
Padahal, bisa dibilang Barcelona datang ke Cornella-El Prat, markas Epanyol, dengan beban yang begitu enteng.
Berbekal keunggulan 4-1 di Camp Nou pada leg pertama 6 Januari lalu, Andres Iniesta dkk sebenarnya hanya tinggal bermain seri. Atau, kalau kalah, tidak lebih dari dua gol.
Namun, bek tengah El Barca, julukan Barcelona, Gerard Pique, meminta rekan-rekannya untuk tidak memandang rival sekota itu dengan sebelah mata.
Sebab, Pique berkaca pada leg kedua semifinal Copa del Rey musim 2006/2007 lalu. Saat itu, Barcelona begitu percaya diri setelah menang telak 5-2 dari Getafe di Camp Nou 10 Mei 2007.
Namun, di Coliseum Alfonso Perez, kandang Getafe, dua pekan berselang, Barca benar-benar tertunduk malu setelah dihajar empat gol tanpa balas. Getafe lah yang akhirnya melaju ke final dengan agregat 5-6 sebelum dihentikan Sevilla 0-1.
Berkaca pada hasil pahit itulah, Pique meminta agar Barcelona tetap fokus dalam menyongsong leg kedua nanti.
”Di Copa, apapun bisa terjadi. Apalagi, secara peluang mereka masih ada,” ujar eks bek Manchester United itu seperti dilansir Football Espana. ”Karena itu, yang bisa kami lakukan hanyalah terus melaju untuk memenangkan kompetisi ini,” tambahnya.
Ambisi revans tidak hanya didengungkan oleh para pemain Periquitos, julukan Espanyol. Namun juga oleh para fans.
Terlebih setelah mereka mendapat ejekan dari Pique yang menyebut bahwa fans Espanyol adalah kaum minoritas yang bahkan tidak bisa mengisi penuh stadionnya sendiri.
Karena itu, teror masif pun bakal terus dilancarkan sepanjang sepanjang 90 menit nantti. Hal yang sangat tidak diinginkan oleh Enrique.
”Yang aku inginkan hanyalah sepak bola menjadi satu-satunya protagonis. Seperti yang para penonton inginkan,” ujar Enrique seperti dilansir Reuters.
Melawan Espanyol, Luis Enrique sudah pasti tidak akan turun karena mengantongi sanksi dua laga buntut tindakannya yang dianggap sebagai penyulut gesekan saat di leg pertama lalu.