bandungekspres.co.id– Kampus-kampus di dalam negeri terus mengembangkan teknik pembuatan robot yang memiliki gerakan natural seperti manusia (human-like robot). Salah satunya dilakukan Syamsiar Kautsar, dosen program studi teknik otomasi Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Saat Syamsiar menggerakkan lengannya, robot yang didesain mirip manusia itu juga menggerakkan lengan seperti yang dilakukan Syamsiar.
Dosen muda berusia 25 tahun itu mengatakan, gerakan lengan Robot BuTO (Buatan Teknik Otomasi) tersebut berawal dari sensor kamera tiga dimensi (3D) Kinect. Kamera itu dilengkapi sensor yang menangkap gerakan manusia dengan area kerja 3 meter. ”Dari data kamera, didapat koordinat persendian, lalu diolah ke persamaan trigonometri, kemudian diperoleh sudut kerja motor penggerak lengan robot,” jelasnya.
Dari rumusan itu, lanjut Syamsiar, robot bisa menirukan gerakan lengan manusia secara natural. Syamsiar menjelaskan, ada enam motor penggerak (servo) pada satu lengan robot. Yakni, 3 servo di bahu, 1 di siku, dan 2 di telapak tangan. ”Tiap sudut gerakan robot masih dibatasi 90 derajat,” terangnya. Gerakan lengan yang lebih dari 180 derajat belum bisa dilakukan.
Selain tangan yang bergerak mengikuti gerakan manusia, robot itu dilengkapi roda omni. Roda yang dikendalikan joystick itu memungkinkan robot berjalan ke berbagai arah. ”Untuk awal, kami buat lengannya dulu. Kakinya pakai roda,” tambahnya.
Syamsiar mengatakan, robot tersebut dibuat selama sembilan bulan. Dia dibantu tiga mahasiswa teknik otomasi PPNS semester V. Tiga mahasiswa itu adalah M. Syamsul Arifin, Muzaki Solihin, dan Yudhia Abadi. Menurut dia, biaya komponen robot yang tidak murah menjadi kendala pembuatan robot tersebut. ”Satu lengan Rp 15 juta. Kalau ditambah lain-lain, total Rp 35 juta,” terangnya.
Syamsiar menjelaskan, ide pembuatan robot itu berawal dari dua hal. ”Dari film dan dari riset NASA (The National Aeronautics and Space Administration),” katanya.
Film yang menginspirasinya adalah Real Steel. Dalam film itu, ada robot yang bisa menirukan gerakan manusia. Sementara itu, NASA selalu mengembangkan riset robot untuk dikirim ke luar angkasa. ”Robotnya dikirim. Manusianya mengendalikan dari depan kamera,” tuturnya.