[tie_list type=”minus”]Sebanyak 34 Orang Lainnya Kritis[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Sebanyak 118 warga Kampung Cipanca RT 01/RW 02, Desa/Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi keracunan. Mereka diduga terkontaminasi nasi kotak yang dibagikan di pernikahan tetangga mereka, Rabu (6/1) malam.
Ke-118 korban keracunan tersebut merasakan mual, pusing, bahkan muntah setelah mengonsumsi makanan bagian tersebut. Bahkan sebanyak 34 warga terpaksa harus dibawa ke RSUD Palabuhanratu Sukabumi untuk penanganan intensif.
”Saat makan hidangan di lokasi hajatan sama sekali tidak merasakan keanehan. Baru malam hari tubuh saya mengalami gejala-gejala badan terasa menggigil ditambah pusing dan juga mual,” jelas Asep Saepuloh, 37, salah seorang warga Cipanca Sukabumi kepada wartawan, kemarin (7/1).
Selain dirinya dan keluarga, tetangga lainnya pun merasakan gejala serupa. Sehingga akhirnya mereka langsung dibawa ke Puskesmas Bantargadung. ”Setelah dirawat di puskesmas kondisi saya mulai membaik. Tapi sampai sekarang tubuh masih sangat lemah,” ungkapnya.
Asep merinci, mulai ada tanda-tanda mengalami gejala keracunan sekitar pukul 20.00 hingga tengah malam. Dipikirnya, cuma dia yang merasakan gejala tersebut. ”Saya maupun tetangga lainnya mulai mengonsumsi makanan hidangan hajatan pada pukul 18.00. Beberapa jam kemudian tubuh saya mengalami gejala-gejala panas dan mual,” ujarnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mencatat korban keracunan makanan di Desa/Kecamatan Bantargadung mencapai 118 warga. Dari jumlah tersebut, sebanyak 34 orang masih dirujuk di rumah sakit. Sisanya, ditangani petugas medis di Puskesmas Bantargadung dan Warungkiara.
Kabid Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Arasyid mengungkapkan, sebagian besar para penderita keracunan mulai membaik setelah memperoleh pertolongan medis. ”Bahkan mayoritas penderita keracunan setelah mulai membaik, kemudian langsung dipulangkan ke rumah masing-masing,” ungkap Harun di sela-sela tinjauan korban keracunan.
Untuk penanganan lebih lanjut, kata dia, pihaknya selain telah melakuan penanganan para korban, juga melakukan serangkaian pemeriksaan sejumlah sampel sisa makanan yang diambil dari warga yang melakukan hajatan. ”Sejumlah sampel makanan akan diteliti lebih lanjut melalui laboratorium kesehatan daerah,” tegasnya.
Harun berharap, sepekan mendatang hasil pemeriksaan sampel makanan sudah bisa diketahui secara pasti. ”Tunggu seminggu lagi,” ungkapnya.