bandungekspres.co.id– Sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di bidang agama, Ketua Baznas Kabupaten Bandung Barat KH. Asep Rifqi Fuad mengungkapkan, sebanyak 32 orang santri utusan dari 16 Baznas tingkat kecamatan se-Kabupaten Bandung Barat mengikuti pendidikan terjemah Al Quran dengan metode tamyz. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Bayt Tamyiz, Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu selama satu bulan, mulai dari 3 Januari sampai 3 Februari 2016. Dari Kabupaten Bandung Barat mengikuti kegiatan ini. ’’Dalam teknisnya, metode tamyz ini merupakan salah satu metode yang efektif dalam menerjemahkan Al-Quran dan Kitab Kuning. Walaupun terkesan singkat, pesantren dengan metode tamyz ini akan melahirkan penerjemah Al-Quran dan Kitab Kuning yang baik,’’ katanya di Ngamprah, kemarin.
Menurutnya, pendidikan terjemahan Al Quran dan Kitab Kuning ini merupakan salah satu langkah Baznas dalam mensinergikan program pemberdayaan umat menuju visi Kabupaten Bandung Barat CERMAT bidang agama. ’’Semoga saja para santriawan/wati yang ikut pendidikan terjemahan Al-Quran dan Kitab Kuning bisa Bupati mentransformasikan ilmunya kepada masyarakat di tempat tinggalnya masing-masing,’’ harap Asep.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Barat Dodo Suhendar menambahkan, terpilihnya 32 santri mengikuti pendidikan terjemahan Al-Quran dan Kitab Kuning dengan metode tamyiz berdasarkan seleksi ketat. Dipilih dari santri-santri yang mengikuti seleksi tingkat kecamatan di wilayahnya masing-masing. ’’Perwakilan terbaik dari setiap kecamatan itu diikutsertakan mengikuti pendidikan di Indramayu selama satu bulan penuh. Ini merupakan yang pertama kali digulirkan, Insya Allah bisa dijadikan agenda rutin tahunan,’’ kata Dodo.
Terpisah, Bupati Bandung Barat Abubakar berharap seluruh santri tekun mengikuti pendidikan satu bulan penuh dengan metode cepat terjemahan Al-Quran. Dia pun mengaku bangga karena Kabupaten Bandung Barat memiliki sumber daya manusia yang kuat, tangguh, dan berilmu. Di dalamnya termasuk bidang penerjemah Al-Quran dan Kitab Kuning. ’’Besar harapan kita bersama semoga santriawan/wati sepulangnya dari pesantren dapat memiliki dan mencapai luhung ku elmu, rebo ku pangabisa yang kalau diiterjemahkan ke Bahasa Indonesia yaitu mendapatkan ilmu yang dapat dimanfaatkan di Kabupaten Bandung Barat. Sehingga bisa diamalkan lagi di masing-masing kecamatan dalam program Magrib Mengaji,’’ kata Abubakar.