[tie_list type=”minus”]Sebut Peringkat 10 Angka Kritis [/tie_list]
bandungekspres.co.id– Gegap gempita terompet tahun baru telah berlalu. Di dunia olahraga Kota Cirebon akan selalu ada misi baru. Maka ada harapan baru. Karenanya, pembinaan para atlet seharusnya lebih digeber. Sebab waktu persiapan menuju Porda XIII/2018 semakin berkurang. Jika program pembinaan gagal, pertaruhannya adalah anjloknya prestasi.
Dalam pesta olahraga se-Jawa Barat sebelumnya, pada tahun 2014 di Kabupaten Bekasi, Kota Cirebon punya standard baru. Yakni, peringkat 10 besar dengan raihan 18 medali emas. Sebelumnya, pada Porda 2010 Kota Cirebon meraih 9 medali emas. Sedangkan pada Porda 2006 Kota Cirebon hanya meraih 4 emas.
Ketua Umum KONI Kota Cirebon Dr Chandra Lukita SE MM menyebut angka 10 sebagai angka kritis. ”Kita sudah berada di peringkat ke-10 Jawa Barat. Bukan zona nyaman. Masih dalam angka kritis. Di papan klasemen, posisi ini cenderung lebih mudah turun daripada naik,” katanya kepada Radar Cirebon.
Tahun ini ketahanan KONI akan diuji. Sebab, akan ada suksesi. Ini adalah tahun terakhir Chandra memimpin KONI. Dia sudah dua periode menjabat ketua umum, jadi tidak bisa dipilih lagi. Dia tak akan turut sampai Porda 2018. Dan suksesi bisa datang lebih cepat. Sesuai SK KONI Jawa Barat, jabatan Chandra akan berakhir pada Agustus mendatang.
Belum ada tokoh yang terang-terangan menyatakan keinginan maju menggantikan posisi Chandra. Namun, sejak sekarang beberapa hal sudah harus dipikirkan.
Pergantian pengurus bisa membuat KONI limbung. Perpindahan kekuasaan bisa memperlambat laju program pembinaan. Yang lebih krusial soal anggaran. Seperti yang terjadi di Majalengka dan kabupaten Cirebon. Setelah suksesi, KONI tak punya anggaran karena sikap abai pengurus sebelumnya.
Mengenai anggaran, Chandra menjamin aman. ”Kita sudah mengusulkan untuk 2016. Berapa dananya yang akan diterima KONI? Itu tergantung kebijakan pemerintah. Untuk 2017, kita juga akan rancang sejak sekarang. Nanti biar bisa segera diinput,” terangnya.
Soal suksesi, dia tak mau banyak bicara. Dia hanya mengingatkan, agar tak ada kepentingan pribadi mewarnai pergantian pengurus KONI. ”KONI harus bersih dari kepentingan pribadi. Pengabdian harus murni demi pencapaian prestasi olahraga,” katanya.