[tie_list type=”minus”]Polri Fokus 13 Daerah Paling Rawan[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Aksi teror diprediksi masih membayangi perayaan tahun baru 2016 hari ini (31/12). Korps bhayangkara mengimbau agar masyarakat lebih waspada saat merayakan tahun baru.
Sebelumnya, Polri telah melakukan penangkapan berantai pada sejumlah terduga pelaku anggota terorisme yang mengancam saat Natal dan Tahun Baru. Tapi hal itu bukan berarti aksi teror bisa dicegah secara keseluruhan.
Apalagi, beredar broadcast pesan berantai meresahkan via media sosial, yang dibuat seakan-akan berasal dari Polri dan Badan Intelijen Indonesia. Pesan itu memanfaatkan kondisi dimana Polri dan BIN menetapkan siaga satu ancaman teror.
Setelah menyebut adanya kondisi siaga satu, dalam pesan itu warga juga diminta untuk menghindari lokasi keramaian. Khususnya, tempat keramaian yang bertema natal dan tahun baru. Seperti, konser dan mini market yang bertema santa klaus.
Kepala Divhumas Polri Irjen Anton Charliyan menuturkan broadcast itu sama sekali tidak benar. Namun begitu, Indonesia memiliki sejarah pahit dengan berbagai aksi teror. Plus sebelumnya, ada informasi intelijen terkait rencana aksi teror. Semua upaya pencegahan telah dilakukan.
”Pencegahan itu dengan rangkaian penangkapan terhadap terduga anggota kelompok teror,” ujarnya.
Setelah belasan orang ditangkap di sejumlah kota dan yang terakhir seorang terduga anggota kelompok teror dicokok diu Solo, bukan berarti semuanya selesai. Kemungkinan ancaman aksi teror masih tetap mengkhawatirkan.
”Polri tentu tidak mengetahui apakah masih ada yang berpikiran untuk melakukan aksi teror,” paparnya.
Upaya pengamanan tahun baru masih dilakukan dan jumlah personilnya hampir sama dengan pengamanan saat natal. Lebih dari 80 ribu personel dikerahkan. ”TNI juga ikut ambil bagian mengamankan,” terangnya.
Setidaknya, ada 13 daerah yang diprediksi rawan terjadi aksi terror. Di antaranya Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Ambon, Papua, Papua Barat dan Sumatera Utara (Sumut). ”Kami fokus ke daerah itu, tapi bukan berarti daerah lain ditinggalkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombespol Suharsono menuturkan, Densus 88 hingga saat ini terus mengembangkan upaya mencegah terjadinya aksi teror. ”Mereka terus bergerak, belum diketahui kemana dan menyasar siapa,” ucapnya.