Reshuffle Kian Kencang

Beberapa kejadian yang menyangkut menurunnya kinerja beberapa menteri akhir-akhir ini membuat isu resfhuffle memanas lagi. Sumber Jawa Pos di Istana menyebut, reshuffle kabinet sepertinya tinggal menunggu waktu. Melihat konstelasi politik saat ini, reshuffle berpotensi dilakukan pada akhir tahun ini, atau paling lambat Januari 2016. ”Presiden ingin penyegaran di kabinet agar bisa lari cepat sejak awal tahun,” ujarnya kemarin (26/12).

Sebelumnya, dalam diskusi CORE Economic Outlook beberapa waktu lalu, Menko Kemaritiman Rizal Ramli terang-terangan menyebut bakal ada reshuffle jilid II dan kemungkinan waktunya adalah akhir tahun ini. ”Pos yang akan diperbaiki adalah ekonomi dan hukum,” katanya.

Beberapa menteri memang tengah disorot. Misalnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang dinilai kurang berhasil menahkodai Kementerian Perhubungan. Apalagi, ditambah blunder terakhirnya saat menerbitkan aturan pelarangan penyedia jasa ojek online yang langsung menuai protes keras dari publik, termasuk Presiden Jokowi. Jonan, akhirnya mencabut larangan tersebut. Calon pengganti Jonan yang santer disebut adalah politikus Parta Amanat Nasional (PAN) yang juga Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.

Menteri lain yang masuk radar reshuffle adalah Menteri BUMN Rini Soemarno. Selain hubungannya yang kurang harmonis dengan DPR, baru-baru ini Pansus Pelindo II memberikan rekomendasi resmi kepada presiden untuk mencopot Rini serta Dirut Pelindo II R.J. Lino yang akhirnya diberhentikan setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pos strategis menteri BUMN ini memang menjadi incaran banyak pihak, namun Jokowi sepertinya akan tetap menempatkan profesional di pos ini seandainya Rini lengser. Salah satu kandidat yang cukup kuat adalah Dwi Soetjipto yang dinilai sukses menahkodai Semen Gresik dan kini menjadi dirut Pertamina. Nama lain yang muncul adalah pengusaha yang juga mantan bendahara PAN Wahyu Sakti Trenggono.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga termasuk yang disorot. Meleset jauhnya target penerimaan pajak yang sudah memakan korban mundurnya Dirjen Pajak Sigit Priadi Pramudito, dinilai juga menjadi tanggung jawabnya. Kandidat pengganti yang namanya disebut-sebut adalah profesor ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih yang kini menjadi ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Saat masuk Wantimpres, nama teman lama Jokowi di Solo ini diusulkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan