bandungekspres.co.id– Pengelola objek wisata Maribaya diminta untuk menjaga lingkungan alamnya dan kondisi air sungai. Hal tersebut diungkapkan Bupati Bandung Barat Abubakar kepada wartawan di Lembang kemarin (27/12). Menurut orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat ini, konsep yang digagas oleh PT Akurasi Kuat Mega Indonesia selaku pengelola Maribaya harus tetap memantau kondisi alam di sana. Pasalnya, saat ini pihak pengelola merubah konsep Maribaya menjadi Natural Hot Spring Resort. ”Pihak pengelola harus menjaga aliran sungai agar tidak kotor dan objek wisata yang sudah melegenda ini menjadi pilihan masyarakat,” kata Abubakar.
Ia menambahkan, sejak dulu Maribaya memiliki daya tarik bagi wisatawan dan menjadi salah satu pilihan destinasi pariwisata. Untuk itu kelestariannya perlu dijaga agar daya tariknya tetap bisa dipertahankan. Kendati memiliki konsep yang berbeda, kata Abubakar, namun ciri dari Maribaya tidak boleh hilang. ”Ciri dari Maribaya tidak boleh hilang dengan kondisi sungai yang bersih. Kalau untuk pembangunan lainnya hanya sarana pendukung saja,” paparnya.
Abubakar menyatakan, kawasan objek wisata yang resmi dibuka beberapa waktu lalu dilintasi dua aliran sungai harus dilakukan perubahan yang signifikan, mulai dari hulu hingga hilir. Untuk itu perlu dibangun community development dengan masyarakat agar sungai bisa dikendalikan. ”Saat ini dari arah hulu banyak masyarakat yang membuang kotoran sapi, tentunya sangat mengganggu para pengunjung,” ujarnya.
Diungkapkan Abubakar, sumber air panas Maribaya, berasal dari bawah aliran sungai sehingga kondisi sungai harus betul-betul bersih agar tidak mengecewakan pengunjung yang datang ke Maribaya. Untuk itu dia meminta kepada pengelola, pemerintahan desa dan kecamatan untuk memberikan bimbingan dalam penataan lingkungannya. ”Dibutuhkan penataan lingkungan yang benar-benar dijaga. Jangan sampai mengabaikan lingkungan alam yang sudah ada,” paparnya.
Abubakar berharap kepada manajemen untuk menegakan aturan mengingat Lembang merupakan wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) yang sangat ketat dalam mengatur pembangunan. Disisi lain juga harus terus melakukan komunikasi dengan masyarakat agar tumbuh kesadarannya untuk tidak membuang kotoran sapi ke aliran sungai. ”Harus ada koordinasi dan komunikasi dengan warga sekitar. Dan juga harus dipertahankan bahwa keberadaan Maribaya ini juga untuk meningkatkan nilai ekonomi bagi warga sekitar,” terangnya.