Hendriyadi Bahtiar, Penggerak Sahabat Pulau dan Desa-preneur

Proses adaptasi menjadi tantangan berikutnya. Sebab, saat SMA, dia lebih mengakrabi pelajaran-pelajaran eksakta. ”Saya sampai sempat nangis ketika nilai ujian pertama saya hanya 40. Seumur-umur sekolah, itu yang pertama,” tuturnya, lalu kembali tertawa.

Namun, tantangan kembali berhasil dilewatinya. Bukan hanya cukup cemerlang di bidang akademis, dia aktif di sejumlah kegiatan. Dia menjadi anggota Asosiasi Mahasiswa Indonesia untuk Studi Internasional, ketua Forum Ekonomi Islam di Trisakti, dan ketua Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan di Jakarta. Prestasi akademik yang diimbangi ragam aktivitas itulah yang akhirnya membuka pintu ke Kanada.

Sahabat Pulau yang diinisiasi pada 2009 terus dikembangkan ketika dia lulus kuliah dan mulai bekerja di bank pemberi beasiswa pada 2011. ”Saya biasa berangkat Jumat dan Minggu balik lagi (ke Jakarta, Red),” tutur Hendriyadi.

Aktivitas akhir pekan Hendriyadi itu dijalani hingga sekitar dua tahun. ”Saya akhirnya berhenti dari pekerjaan di bank dan fokus di sini (Gerakan Sahabat Pulau, Red). Tidak ada keraguan saat itu karena saya merasa memang born to be volunteer (terlahir untuk menjadi relawan),” tegasnya.

Hendriyadi yang kini lebih sering tinggal di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, itu kini bermimpi bisa lebih melebarkan gerakan ke Indonesia Timur. Misalnya, di kawasan Maluku dan Papua. ”Nah, siapa yang bisa? Idealnya, ya para sarjana dari berbagai bidang. Karena itu, jangan ragu dan jangan takut kembali dan membangun kampung halaman,” kata Hendriyadi. (*/c10/ttg/rie)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan