SAAT laga uji coba Persib menghadapi Persipasi Bandung Raya (PBR) di Kuningan, Sabtu (12/12) pekan lalu, gelandang Persib Dedi Kusnandar tampil gemilang menguasai lapangan tengah. Ketenangannya membendung serangan lawan serta mengalirkan bola sebagai penghubung sektor lini belakang ke depan menjadi tugas pemain 24 tahun ini.
Namun, tahukah bagaimana ia bisa menjaga ritme permainan sehingga tampil cukup stabil? Menurut pemain asal Jatinangor ini, ketenangan yang berkombinasi dengan emosional adalah kunci ia bermain minim kesalahan.
”Ketenangan Pastilah itu pengaruh, tapi emosi juga harus terjaga, emosi berapa persen itu harus ada biar rasa adrenalin itu tetap terjaga,” paparnya dikutip Simamaung.Com.
Meskipun demikian, ia melihat kecenderungan beberapa pemain tentang rasa emosional itu sering meluap berlebihan saat tensi permainan meningkat. Kondisi tersebut yang akan menjadi bumerang bagi sang pemain.
”Ketenangan 70 persen itu harus ada, sisanya 30 persen emosional lah. Itu ngaruh banget. Tapi dalam tensi tinggi emosional kadang enggak kontrol, makanya, harus pintar jaga emosi di situ,” bebernya.
Baginya, terlalu luwes menjadi pemain tidak baik bagi pemain. Ia menegaskan meski harus memiliki rasa emosi, namun rasa tenang harus lebih banyak kadarnya. ”Kalau terlalu tenang atau enjoy juga itu enggak bagus harus menjaganya. Ada saaatnya kaya gitu (emosional). Tapi ketenangan lebih berpengaruh lagi,” ulasnya. (smm/asp)