BIJB Bisa Jadi Proyek Percontohan

[tie_list type=”minus”]Peluang untuk Membenahi Pelayanan Penerbangan[/tie_list]

bandungekspres.co.id – Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, merupakan salah satu proyeksi nasional yang sudah masuk dalam pelaksanaan program master plan percepatan.

Dibangunnya bandara tersebut diharapkan bisa menghapus citra buruk industri penerbangan Indonesia di mata internasional. Terlebih saat ini, Indonesia masih masuk dalam kategori II dalam hal keselamatan penumpang.

Oleh karenanya, Indonesia belum bisa menjadi anggota dewan International Civil Aviation Organization (ICAO). Sebab, Industri penerbangan Tanah Air masih kalah dibandingkan dengan beberapa bandara penerbangan di negara ASEAN lainnya.

Menurut Chairman Air Power Centre of Indonesia (APCI) Koesnadi Kardi, pembangunan BIJB Kertajati diharapkan akan menjadi peluang Indonesia untuk lebih membenahi pelayanan di dunia penerbangan, untuk itu pembangunan BIJB, menurutnya akan dibangun dengan desain aerotropolis berkonsep bisnis.

”Desain aerotropolis berkonsep bisnis ini diharapkan bisa menyikapi perkembangan dunia transportasi udara yang mulai berkembang dengan sangat cepat,” katanya kepada wartawan kemarin (3/12).

Koesnadi mengungkapkan, penerbangan Indonesia masih di bawah beberapa negara ASEAN, bahkan di bawah Brunei Darussalam dan Singapura, yang secara geografis indonesia lebih luas dibandingkan dua negara tersebut.

”Pembangunan BIJB ini pun ditunjang dengan pembangunan nasional lainnya, antara lain jalan tol Cikampek – Palimanan (Cikapali) dan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu),” ungkap Koesnadi.

Staf Ahli Gubernur Jabar Bidang Pembangunan Dicky Saromi mengklaim, BIJB Kertajati bisa mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Seperti persoalan penampungan jumlah penumpang.

”Nantinya Bandara Kertajati tentu akan menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat terutama yang ada di Jawa Barat khususnya Bandung. Sebab, jika mereka harus berangkat menggunakan pesawat, otomatis tidak membutuhkan waklu lama untuk menuju bandara,” tutur Dicky.

”Karena jarak kalau dari Bandung bisa ditempuh 1,5 jam dengan jarak kurang lebih 50 kilometer ke Majalengka,” tambahnya. (dn/rie)

Tinggalkan Balasan