bandungekspres.co.id– Polres Bogor Kota mendapat informasi baru, terkait ancaman teror di penghujung tahun ini. Kabarnya, bukan hanya kelompok Santoso yang masuk Bogor. Polisi pun kini lebih berhati-hati, karena kelompok teroris mengincar balaikota hingga mall
Bahkan, berbagai antisipasi pun telah dilakukan. ”Tak menutup kemungkinan isu di Alam Sutra dan Paris terjadi juga di Bogor. Sebab, menjadi satu dari kantong-kantong pelaku teror,” ujar Kapolres Bogor Kota, AKBP Andi Herindra.
Untuk mengantisipasi berbagai hal-hal yang tak diinginkan saat perayaan Natal dan tahun baru, pihak keamanan lebih meningkatkan penjagaan di beberapa lokasi. ”Informasinya, sasaran teror yang kini diincar yaitu mal, kantor pemerintahan, hotel, terminal dan berbagai tempat lainnya,” kata AKBP Andi.
Menurutnya, ada kemungkinan kelompok teroris yang kini menjadi incaran kepolisian masuk ke Bogor. ”Saya tidak bilang kelompok Santoso. Tapi, saat ini yang terlihat memang kelompok itu. Apalagi Bogor ini ring satu,” katanya.
Andi mengimbau, semua pengelola tempat umum untuk meningkatkan pengamanan pengunjung. ”Memang yang sering terjadi di wilayah-wilayah seperti di Alam Sutra itu kan mal, di Depok pun sempat ada. Kami sempat khawatir kemarin ada telepon masuk dan benda mencurigakan di Gereja Cibuluh. Ada tas ditinggal, tapi bukan bom, tapi apa pun itu bentuknya ancaman. Maka kewaspadaan kita tingkatkan,” paparnya.
Ia mengaku, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Diantaranya, mengajak imigrasi hingga Satpol PP. ”Pendataaan di kontrakan dan pemukiman sudah dilakukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso mengaku, telah bekerjasama dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC) untuk mendalami modus jaringan terorisme transnasional.
Menurut Agus, dari pendalaman itu ditemukan bahwa ada transaksi keuangan yang bertujuan sebagai sumbangan bagi jaringan terorisme. Koordinasi itu, termasuk membawa data transaksi keuangan ke Densus 88. Seperti diketahui, Densus 88 sudah mengantongi nama-nama terduga teroris maupun peta kekuatannya. Data dari PPATK bisa menambah database Densus.
”Densus 88 perlu melakukan verifikasi terhadap temuan ini dan bisa bekerja sama dengan otoritas di Australia. Mengingat dengan temuan ini maka jelas bahwa negara-negara tidak akan bekerja sendirian tetapi harus membangun kerja sama yang lebih intens,” ujar Agus.