Bertampang Preman pun Tak Malu Meratap

Ke-21 peserta lomba memang diwajibkan mengungkapkan empati terhadap korban kecelakaan sebagai materi akting mereka. Masing-masing mendapat jatah tampil 5-7 menit. Tiap kontestan dituntut pula untuk menghayati sepenuh jiwa bagaimana jika sampai dirinya atau orang yang disayangi apes di jalan.

Jadilah, para peserta yang semuanya pria dengan rata-rata usia 20-40 tahun tersebut berusaha meyakinkan para juri lewat beragam gaya. Rahmat, misalnya, membayangkan dirinya kena tilang karena tak punya SIM.

Oke, alasan Rahmat memang terdengar cemen sekali. Tapi, toh dia bisa membawakannya dengan cukup meyakinkan sehingga terpilih sebagai pemenang kedua. ”Pak polisiii, tolonglah, huu…huu. Jangan tilang saya. Sungguh, saya harus mengejar kesempatan berharga, huu…huu,” kata Rahmat saat beraksi.

Rahmat yang berhak atas hadiah helm standar plus uang Rp 150 ribu tak menjelaskan apa yang dimaksud kesempatan berharga. Bisa jadi pengalaman pribadinya diputus pacar karena terlambat menjemput gara-gara kena tilang.

Yang pasti, Syahril, Rahmat, maupun peserta lain mengaku awalnya grogi juga ketika akan tampil di hadapan puluhan orang. Apalagi, di kehidupan sehari-hari, mereka rata-rata mengaku jarang menangis. Ungkapan kerennya: boys don’t cry. Anak cowok masak nangisan (mudah atau suka menangis)? ”Tapi, demi SIM gratis, kami lawan saja rasa gugup itu, he he he,” kata Rahmat.

Lengkapnya, barangkali, melawan gugup dan malu. Bayangkan saja, ada seorang peserta lain, sebut saja namanya Sofyan, yang dari tongkrongannya sama sekali tak pantas nangisan. Lha badannya saja kekar, mungkin karena rutin nge-gym. Bertampang sangar bak preman pula. Tapi, begitu masuk arena lomba, langsung saja dia mewek sambil meraung, ”Sayaaang, kenapa kau pergi begitu cepat? Abang kesepian, Sayaang.”

Meski ger-geran, Kasatlantas Iptu Renthauli N. Pardede menganggap lomba tersebut sedikit banyak telah kuat menyampaikan pesan tentang pentingnya berdisiplin lalu lintas. Baik berkendara sepeda motor, bentor (becak motor), maupun mobil. Tapi, ungkap Renthauli, pihaknya masih akan mengevaluasi seberapa jauh manfaat yang dirasakan masyarakat. ”Kalau ternyata positif, akan kami gelar secara rutin,” katanya.

Tinggalkan Balasan