bandungekspres.co.id– Banjir langgan yang melanda kawasan Cieunteung menjadi perhatian khusus Kapolres Bandung AKBP Erwin Kurniawan. Bahkan, dia kerap mengimbau agar masyarakat di kampung Cieunteung logowo untuk segera pindah.
”kami kasihan kepada warga yang selalu dihantui banjir. Makanya, Cieunteung memang sudah harus menjadi danau buatan,” tegas Erwin di Soreang kabupaten Bandung baru-baru ini.
Dia menjelaskan, Cieunteung yang sudah menjadi langganan banjir selalu membuat warga di kampung itu sengsara. Banjir menurut dia, kerap merepotkan seluruh penghuninya. Termasuk isu kerap ada korban meninggal dunia.
”Pokoknya kami minta pemerintah segera juga memindahkan masyarakat yang menjadi penghuni kampung Cieunteung,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan jumlah luas tanah yang dibebaskan di Cieunteng mencapai 5 hektar. Jumlah tersebut termasuk lahan yang berada di dekat Cieunteung yakni kampung Mekar Sari RW 28 kelurahan/Kecamatan Baleendah.
Dadang menjelaskan area yang sudah dibebaskan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) seluas 1 hektar. Sayang, ketika pemerintah akan melakukan pembebasan lanjutan, harga tanah di Cieunteung itu kemudian naik menjadi berlipat ganda.
”Kami juga telah melakukan upaya untuk pembebasan lahan di kampung Cieunteung ini, namun entah mengapa harga tanahnya menjadi naik dari harga Rp 2 juta per tumbak menjadi Rp 3-4 juta per tumbak. Ini kan tidak rasional,” tuturnya.
”Pemerintah bukan tidak mau membebaskan tanah masyarakat itu karena ulah oknum inilah yang membuat tanah di lokasi itu menjadi naik berlipat ganada,” tambahnya.
Dia mengatakan, untuk wilayah hulu singai Citarum, banyak lokasi yang berubah fungsi. Yang semula ditanami tanaman keras kini menjadi tanaman sayur mayur. Hal ini juga menjadi akibat terjadinya banjir di wilayah kabupaten Bandung khususnya Bandung Selatan. Karena itulah dia menegaskan wilayah yang harus seteril dari penebangan hutan. Sehingga gunung jadi gundul dan sampah yang dibuang sembarangan, membuat lokasi banjir langganan semakin parah.
“Banjir kali ini memang banjir yang amat parah karena sebelumnya ketika datang hujan beberapa hari saja banjir belum melanda Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Tapi kali ini baru dua hari hujan sudah banjir besar di tiga kecamatan itu,” paparnya.