Tragedi Paris Yang Sisakan Duka Bagi Lassana Diarra

Dulu Digosipkan ISIS, Kini Berduka Karena ISIS

13 Nopember 2015. Lassana Diarra tidak akan melupakan tanggal tersebut. Sebab, pada tanggal itu dia bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan. Bahagia itu karena dia mengalahkan Jerman sebagai juara bertahan Piala Dunia. Sedihnya, dia harus kehilangan sepupunya, Asta Diakite yang jadi korban serangan teroris di Paris.

Lassana Diarra Pesepakbola Perancis
Lassana Diarra
Pesepakbola Perancis

LEDAKAN bom di Stade de France saat Prancis mengalahkan Jerman dengan dua gol tanpa balas (13/11) tidak hanya tiga kali. Bagi Lassana Diarra, masih ada bom keempat yang membuat dirinya bersedih. Bom keempat itu didapatkan setelah dia mendengarkan kabar sepupunya menjadi korban.

Asta Diakite, itulah nama sepupu gelandang Olympique de Marseille itu. Diarra mengungkapkan kesedihannya dalam akun Twitter miliknya, @LassOfficiel. ’’Sepupu saya, Asta Diakite, berada di antara para korban penembakan. Dia di antara ratusan korban lain yang tidak bersalah. Bagi saya, dia pendukung saya, kakak saya,’’ kicaunya.

’’Seperti yang Anda mungkin membacanya, saya secara pribadi menyesal dengan kekejaman ini,’’ lanjutnya. Keberadaan kelompok militant ISIS yang sudah mengakui berada di balik serangan mematikan di Paris itu semakin membuat Diarra merasa prihatin.

Sebagai seorang muslim yang tumbuh di keluarga muslim Afrika, Diarra harus merelakan sepupunya yang juga muslim tewas di tangan kelompok yang mengatas namakan Islam itu. Ironisnya, kelompok ISIS bukanlah nama baru dalam kehidupan pemain berusia 30 tahun tersebut.

Masih segar di ingatan Diarra ketika dia dituduh menjadi anggota ISIS karena kesamaan wajah dengan salah satu militan ISIS. ’’Pria itu pindah di London dari negara asalnya, dan bermain untuk Arsenal setelah tumbuh bersama pemain sepak bola terkenal di dunia,’’ begitu bunyi postingan video dari situs FiSyria.com setahun silam.

Diarra menyampaikan kepada publik untuk bersatu menghadapi serangan teroris seperti ini. Bukan lagi memandang agama ataupun ras. ’’Mari kita bersama-sama saling melindungi, mencintai, menghargai dan menjaga perdamaian. Semoga para korban bisa beristirahat dalam damai,’’ lanjutnya.

Tinggalkan Balasan