Generasi Ketiga yang Menghidupkan Musik Rote

Jika ditarik ke belakang, Yeremias sendiri menjadi ”akar serabut” yang meneruskan tradisi berkesenian sekaligus perajin sasando. Dia menceritakan awal mula kemunculan sasando pada 1700-an. Saat itu yang kali pertama memainkan sasando adalah Lunggi Lain dan Ballo Aman. Mereka berdua adalah warga Rote yang bekerja sebagai penggembala sapi.

Permainan musik sasando sempat mati suri. Pada masa berikutnya, sekitar 1875, alat musik sasando kembali hidup. Sasando terus berkembang sampai memiliki 28 kawat senar.

Orang pertama yang memainkan sasando setelah mati suri itu adalah Tuan Pah. Tuan Pah saat itu menjabat sekretaris kerajaan di Rote. Dia merupakan buyut Yeremias. Dari Tuan Pah itu, lahir seorang anak yang bernama Aougust Pah. Lalu, Aougust Pah memiliki anak yang bernama Yeremias Aougust Pah.

Sebagai generasi penerus seniman sasando, Yeremias tidak lupa untuk menurunkan keahliannya kepada anak-anaknya. Di antara anak Yeremias, Jeagril Pah (anak ketiga) begitu mahir memainkan sasando. Pria yang akrab disapa Jack itu tidak hanya mahir memainkan sasando untuk lagu-lagu tradisional NTT. Kemarin dia juga membawakan lagu All of Me milik John Legend dengan petikan sasando. Tepuk tangan meriah langsung menyambut atraksi Jack.

Jack mengaku sudah bermain sasando pada usia 12 tahun. Namun, dia baru merasa mahir sekali ketika menginjak umur 20 tahun. ”Saya saat SD sebenarnya sudah bisa main sasando,” kata pria 34 tahun itu.

Momen paling berkesan bagi Jack terjadi saat dirinya duduk di kelas VI SD. Saat itu dia diundang untuk bermain sasando di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dalam rangka Hari Anak Nasional. Kala itu ratusan anak diundang ke ibu kota. ”Saya bermain sasando di depan Pak Harto (Presiden Soeharto, Red),” tutur dia.

Saat ini Jack dan bapaknya tidak hanya bermain sasando di dalam negeri. Dengan bakat alam bermain sasando yang dimiliki, Jack sering diundang untuk bermain sasando di luar negeri. Beberapa negara yang pernah dia singgahi untuk bermain sasando adalah Singapura, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok. Untuk alat musik sasando sendiri, ada yang terjual hingga Spanyol.

Tinggalkan Balasan